BETANEWS.ID, DEMAK – Sumarti Ningsih (51) dam suaminya tampak bekerja sama membuat sebuah kerajinan tangan dari eceng gondok di rumahnya yang berada di Perum Pondok Patiunus RT 4 RW 7 Bintoro Demak, Senin (16/1/2023). Pemilik Tyas Creation itu memang terkenal di berbagai daerah punya produk kerajinan yang kualitasnya bagus. Makanya, sehari-hari mereka hampir selalu sibuk mengolah tanaman yang banyak dtumbuh di sungai atau rawa itu.
Ning menggeluti kerajinan eceng gondok karena ingin memanfaatkan tanaman yang banyak orang menganggapnya sebagai masalah. Berbekal pelatihan di Ambarawa 2018 lalu, ia lalu mengembangkan kemampuannya sendiri hingga kini bisa menciptakan berbagai produk.
“Kebetulan saya Ketua Bank Sampah dan pegiat lingkungan. Jadi selain hobi, saya juga ingin memanfaatkan hama gulma yang dapat menghambat aliran air. daripada dibuang dimanfaatkan saja,” katanya.
Baca juga: Tembus Pasar Luar Negeri, Kerajinan Eceng Gondok di Tyas Creation Demak Memang Terkenal Unik
Menurutnya, pertama kali mengenalkan kerajinan eceng gondok tidak lah mudah. Ning bahkan pernah tidak mendapatkan untung saat awal-awal penjualan. Akan tetapi, berkat keuletan dan ketekunan dalam promosi, kini pelanggannya bahkan tidak hanya dalam negeri melainkan sampai ke Taiwan.
“Pertama kali promosi ya ikut expo dan pameran, paling orang melihat saja. Tapi saya tidak kecil hati meskipun belum ada hasil, karena saya ingin mengenalkan produk dulu. Alhamdulillah lambat laun banyak yang mengenal,” terangnya.
Setelah mulai terkenal, ia terus menciptakan model-model baru hingga punya 30 item, di antaranya tempat buah, tas, tempat tisu, gelang, gantungan kunci, pot, tempat toples, dan tempat pensil. Saking banyaknya, pelanggannya bahkan heran dengan kreasi tangan Ning itu.
Baca juga: Dari Usaha Persewaan Baju Adat dan Kostum, Siti Bisa Kuliahkan Tujuh Anaknya
“Ternyata banyak orang yang belum tahu eceng gondok bisa dibuat berbagai macam kerajinan. Awal-awal banyak yang heran,” imbuhnya.
Lantaran permintaan terus meningkat, bersama suaminya, ia bisa menghasilkan minimal 10 item dalam sehari. Sedangkan karyanya itu, ia hargai mulai dari Rp10 ribu sampai Rp300 ribu.
“Paling ramai itu saat mendekati momen Idul Fitri saya buat boks-boks dan tempat toples. Kadang saya kewalahan karena untuk expo dinas, setiap saya nyetok saja beberapa hari sudah habis,” jelasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin