BETANEWS.ID, KENDAL – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo optimis Kawasan Industri Kendal (KIK) memiliki masa depan yang bagus untuk masyarakat setempat. Sejauh ini, sudah ada 82 perusahaan dari 11 negara yang masuk untuk investasi di KIK dan mampu menyerap tenaga kerja lokal dengan gaji di atas upah minimum kabupaten/kota (UMK) Kendal.
82 perusahaan itu bisa menyerap kurang lebih 17.650 tenaga kerja lokal dan 1.587 di antaranya adalah lulusan SMK di Jawa Tengah. Terserapnya ribuan lulusan SMK tersebut lantaran adanya kerja sama antara perusahaan dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.

Selain itu, Ganjar juga senang karena di sana ada pelatihan kerja yang sudah berjalan selama kurang lebih tiga pekan. Pelatihan itu untuk menyiapkan tenaga kerja agar lebih terampil bekerja, menggunakan alat, dan mampu menghasilkan produk yang bagus. Belum lagi dukungan pemerintah daerah yang ikut serta dalam rekrutmen tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan industri.
Baca juga: Tok! UMK 2023 di Jateng Resmi Ditetapkan, Banjarnegara Terendah
“Surprise buat saya, take home pay-nya dia bisa Rp3 juta. Jadi artinya dengan mereka bekerja di sini sudah melebihi UMK. Itu satu tahun masa kerja atau kurang dari satu tahun masa kerja. Tadi juga nemu yang masa kerjanya lebih dari satu tahun, bayarannya juga sudah cukup bagus,” kata Ganjar.
Sementara itu, berdasarkan data sampai akhir tahun 2022 ini, sudah ada 82 perusahaan dari 11 negara yang masuk dan mendirikan pabrik di KIK. Nilai investasi yang masuk sejumlah Rp32 triliun. Maka dari itu, Ganjar optimis KIK dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.
“11 negara masuk di kawasan industri Kendal di antaranya Taiwan, Jepang, Jerman, Tiongkok, Korea Selatan. Kita melihat kesuksesan Kawasan Industri Kendal ini betul-betul bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru. Satu PRnya, pelabuhannya belum ada dan itu menjadi tugas kita nanti,” jelasnya.
Baca juga: Ajak Negara Anggota Uni Eropa Investasi di Jateng, Ganjar Tawarkan Kawasan Industri yang Menarik
Ganjar menambahkan, sejauh ini sudah ada 97 pabrik yang relokasi atau pindah ke beberapa tempat di Jawa Tengah. Contoh terakhir adalah relokasi pabrik PT HWI di Kabupaten Pati. Mereka memiliki merelokasi pabrik dan mengembangkan industri di Jawa Tengah lantaran iklim investasi yang kondusif.
“Maka ini perlu kita sampaikan kepada publik agar kita juga sangat berhati-hati menjaga kondusivitas apalagi hubungan industrial yang saling menguntungkan sehingga investasi yang masuk betul-betul baik,” katanya.
Editor: Ahmad Muhlisin