BETANEWS.ID, KUDUS – Anshori siang itu tampak sedang mewadahi cairan warna hitam di rumahnya yang berada di Desa Bae RT 2 RW 5, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus. Setelah dapat beberapa botol, ia tampak menyudahinya dan melanjutkan dengan mempersiapkan bahan untuk membuat hal serupa, Menurutnya, cairan itu adalah eco enzyme yang banyak dipesan peternak saat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merebak.
“Ya jadi kabar ini saya dapat dari teman saya, terkait eco enzyme yang bisa untuk penyembuhan PMK pada hewan. Saat ini saya ada 200 liter eco enzyme yang siap didistribusikan, sewaktu-waktu dibutuhkan,” bebernya kepada betanews.id, Selasa (12/7/2022).
Baca juga: Pupuk Cair dari Urine Kelinci Buatan Anshori Ini Jadi Buruan Petani
Menurutnya, eco enzyme yang terbuat dari limbah organik itu bisa digunakan untuk pupuk, obat kumur, gosok gigi, perbaikan kualitas air, pembersih lantai, dan lain sebagainya.
“Eco enzyme ini pun tidak hanya untuk pembuatan sebagai bahan kompos saja. Intinya eco enzyme ini diproduksi untuk pemanfaatan limbah atau sampah organik,” jelasnya.
Ia mengatakan, eco enzyme yang ia produksi mulai 2021 itu menyediakan berbagai kemasan, dari setengah liter, satu liter, dan jerikan berukuran 20 liter.
“Kalau untuk harga yang setengah liter ini Rp15 ribu, satu liter Rp25 ribu, dan jeriken 20 liter Rp250 ribu,” pungkas Anshori.
Editor: Ahmad Muhlisin
