BETANEWS.ID, KUDUS – Siang itu, di dalam rumah yang berada di Dukuh Pedak, Desa Klumpit, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, terlihat tiga orang wanita sedang menghadap mesin jahit. Mereka tampak menjahit kain warna merah. Mereka sesekali berbincang dengan seorang pria yang sedang memotong kain di lantai. Pria tersebut adalah Wawan Subandono (34), pemilik Dylhan Fashion.
Wawan menjelaskan, bisnis konveksi yang sudah ia geluti sejak 2012 itu menerima pesanan celana sekolah dasar (SD), kaus, seragam kerja, jas almamater, baju OKA, pakaian dinas harian (PDH), pakaian dinas lapangan (PDL), kemeja, dan seragam lainnya.
“Dulu awalnya hanya seragam SD saja, namun sekarang saya melayani produk yang lain juga,” ujarnya, Senin (02/8/2021).
Baca juga: Modal Awal Cuma Rp 70 Ribu, Ari Kini Punya Usaha Konveksi yang Hasilnya Menjanjikan
Wawan tak memungkiri, bisnis seragam sekolahnya itu terdampak pandemi. Bahkan, ia pernah vakum produksi selama sembilan bulan. Dengan tekad bulatnya, kini pesanan seragam mulai mengalir lagi. Ia juga lebih rajin promosi lewat Facebook dan Instagram @dylhanfashion dan WhatsApp 0822 2010 1219.
“Saya sempat vakum, tapi setelah Lebaran 2020 alhamdulillah pesanan sudah lancar lagi. Bulan kemarin sama bulan ini juga ada pesanan seragam celana SD 1.200 hingga 1.500 yang kita kirim ke Kalimantan,” imbuhnya.
Baca juga: Sempat Bikin Masker Hingga Gamis, Kini Noor Khamim Fokus Produksi Kaus Polos
Menurutnya, harga yang dipatok untuk seragam tergantung jenis, model, dan banyaknya pesanan. Namun, untuk harga celana ia punya patokan jelas yaitu Rp 33 ribu per potong.
“Pelanggan kami datang dari berbagai daerah seperti Kudus, Semarang, Hingga Kalimantan,” tandasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin