BETANEWS.ID, KUDUS – Bupati Kudus Hartopo meminta perusahaan-perusahaan yang ada di Kudus untuk turut serta membuat shelter Covid-19 untuk tempat isolasi terpusat. Perusahaan bisa mengikuti langkah Universitas Muhammadiyah Kudus (Umku) yang hari ini meresmikan shelter.
Permintaan tersebut disampaikan Hartopo saat meresmikan shelter pesantren untuk penanganan pasien Covid-19, di Umku, Rabu (16/6/2021). Dia mengatakan, Pemkab Kudus akan ikut memenuhi semua kebutuhan yang dibutuhkan shelter, baik dari obat-obatan hingga tenaga kesehatan.
Baca juga: UMKU Buat Shelter Pesantren Covid-19, Warga Penghuni Tak Disebut Penderita, Tapi Santri
“Jadi mudah-mudahan ini berjalan lancar dan harapan kami bisa diikuti semua elemen masyarakat. Mungkin dari universitas yang lain, atau perusahaan-perusahaan. Baik perusahaan besar maupun kecil bisa membuat seperti ini,” kata Hartopo selepas lakukan peninjauan ruang isolasi terpusat di Umku.
Hartopo berharap semua kalangan bisa tersentuh untuk mengikuti langkah yang dilakukan Umku. Dalam waktu dekat, pihaknya juga berencana untuk memanggil semua perusahaan, membahas pendirian shelter tempat isolasi terpusat.
“Perusahaan besar akan kita suruh buat shelter. Terserah apakah untuk internalnya sendiri atau bagaimana,” lanjutnya.
Dengan pendirian shelter ini, menurut Hartopo, bisa membantu pemerintah untuk menyediakan tempat isolasi terpusat. Pemerintah kabupaten tak perlu lagi mengirimkan warganya untuk isolasi terpusat di luar daerah. Sebab di dalam wilayah, semuanya telah terpenuhi.
“Kalau bisa membantu mendirikan shelter seperti ini, kami sangat berterimakasih sekali. Jangan sampai keluarga di Kudus ini dibawa ke luar daerah lain. Biar pemusatan di Kudus,” ungkapnya.
Selain meminta perusahaan, Hartopo juga berharap ada masyarakat yang secara mandiri menyediakan shelter. Tempat tersebut bisa digunakan sebagai tempat isolasi terpusat bagi keluarganya sendiri.
Baca juga: Kurangnya Nakes Jadi Kendala Utama Isolasi Terpusat di Desa
“Jadi khusus keluarganya saja mungkin ada rumah kosong yang bisa dibuat tempat isolasi, silakan. Semua akan kita back-up untuk akomodasinya. Baik makan tiga kali, vitamin atau apa, dan kita juga melibatkan Jogo Tonggo,” terang Hartopo.
Pihaknya pun akan meminta kerjasama dengan tenaga kesehatan yang ada di wilayah tersebut, untuk memantau keadaan para penderita yang sedang menjalani isolasi terpusat itu.
“Yang di situ hanya boleh untuk OTG. Kalau yang non-OTG, bergejala ringan, sedang, berat, harus masuk rumah sakit. Tidak boleh isolasi di sana (rumah),” katanya.
Editor: Suwoko