BETANEWS.ID, KUDUS – Puluhan kain batik terpajang rapi di Butik Tere Batik yang terletak di Jalan UMK Nomor 250, Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus. Dua orang perempuan muda berjilbab tampak sedang duduk di meja depan butik. Tak lama, seorang perempuan yang mengenakan pakaian batik datang ke toko menyapa dua perempuan itu. Dia adalah Teresia Leoni (38), owner Tere Batik.
Di Ruko Wijaya Royal Residence tersebutlah, 2017 lalu Tere mulai fokus mendirikan usahanya, setelah dirintis sejak masih kuliah pada 2006. Waktu itu, sambil kuliah hingga bekerja, dirinya membuat produk-produk fashion dan akhirnya keluar dari kerjaan dan fokus jualan batik.
“Kalau Tere Batik saya mulai sejak lama. Dari tahun 2006, sejak masih kuliah. Tapi belum fokus menjadikan batik sebagai bisnis. Baru sejak 2017, saya keluar kerja dan fokus di karya batik,” papar Tere, Senin (31/8/2020).
Baca juga: Tampil Modis Dengan Batik Benang Raja, Harganya Mulai Rp 15 Ribu, Lho
Tere Batik merupakan brand asli Kudus yang mengunggulkan motif batik dengan mengusung filosofi kearifan lokal dan ikon Kudus. Motifnya sejauh ini sudah ada 30 bentuk yang sudah dipatenkan karyanya. Lima belas sudah jadi dan 15 lagi masih proses produksi. Dalam produksinya, dirinya menggunakan dua teknik yaitu batik tulis dan batik cap.
āSemua motif memang ori dan jarang diproduksi masal, kecuali ada request. Ciri khas lain, produk kami ini kemudian mengolaborasikan kearifan lokal tersebut dengan warna-warna ceria. Karena memang target pasarnya adalah selera milenial,” papar dia.
Bahkan, desain-desain yang dipakai merupakan buah karya dari tangan Tere sendiri. Apalagi, perempuan asli Pekalongan itu berasal dari keluarga yang juga berkecimpung di usaha batik.
“Kalau latar belakang, mungkin karena darahnya dari sana. Jadi saya asli Pekalongan, orang tua saya di dunia batik juga. Kayak memang sudah bawaan lahir,” ungkap Tere.
Untuk harganya, dikatakan Tere, sangat beragam mulai dari Rp 90 ribu sampai dengan puluhan juta. Kain batik dengan harga paling fantastis yakni Rp 30 juta dan sengaja diproduksi satu buah saja. Ia bernazar, jika batik itu terjual, uangnya akan digunakan untuk membangun padepokan batik sebagai tempat belajar. Karena baginya, batik adalah warisan leluhur yang harus terus dijaga dan dilestarikan.
Baca juga: Berkat Lapak Ganjar, Omzet Penjualan Batik Sri Ambarwati Naik 350 Persen
“Ini batik motif Gondangmanis, batik yang sengaja saya buat untuk nazar saya. Dan hanya satu-satunya ini. Tekniknya pun pakai jarum nol, jadi tidak seperti batik tulis lain yang biasanya pakai jarum 1. Lebih rumit dan pastinya prosesnya lebih lama,” papar dia.
Tere menjelaskan, jika batik tulis dengan jarum nol biasanya ia produksi jika ada pesanan saja. Hal ini karena proses pengerjaan yang dimungkinkan baru selesai sekitar satu semester sampai satu tahun untuk satu lembar.
āSelain jenis kain, faktor tersebut juga yang mempengaruhi banderol harga yang berbeda di setiap produk Tere Batik,ā pungkasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin