BETANEWS.ID, KUDUS – Nikmah (35) tampak begitu telaten memilah bunga melati di rumah berlantai dua miliknya. Dengan berbekal jarum dan benang, siang itu dia sudah menyelesaikan beberapa roncean bunga yang dipesan untuk pernikahan. Hari itu, Nikmah sedang menyelesaikan dua rangkaian ronce untuk kalung pengantin pria dan hiasan sanggul rambut pengantin perempuan.
Di rumah yang terletak di Desa Jepang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus itu, Nikmah memang banyak menerima pesanan peroncean melati. Bisa dibilang, usaha yang dinamai Sekar Jagat itu laris manis di Kota Kretek.

Nikmah mengatakan, saat ini dia sudah punya kurang lebih 250 pelanggan. Bahkan, ia mengakui hampir 80 persen Makeup Artist (MUA) atau perias di Kudus merupakan pelanggan tetapnya. Dari usaha yang sudah dijalani sejak SMA itu pula, kini Nikmah bisa mempekerjakan para tetangga untuk menjadi peronce kembang di tempatnya.
“Dari usaha meronce itu, alhamdulilah saya mendapat berkah yang luar biasa. Bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan bisa dibilang lebih dari cukup. Rumah, mobil, bahkan sempat punya toko peralatan alat tulis dan fotokopi,” bebernya, Selasa (14/7/2020).
Baca juga: Meraup Untung dari Bisnis Bonsai
Di Sekar Jagat, Nikmah bisa mengerjakan berbagai model roncean bunga pengantin. Baik sesuai dengan katalog yang disediakan, maupun model roncean yang dibawa pelanggan.
“Sekarang kan banyak sekali model-model baru roncean bunga. Nah, jika tidak ada di katalog, pelanggan bisa membawa contoh gambarnya dan saya akan membuatkan persis seperti di gambar,” beber Nikmah.
Di musim pernikahan, Sekar Jagat bisa menyelesaikan hingga 100 roncean bunga per hari. Jika pesanan sudah mencapai 100, dirinya akan menutup orderan karena sudah tidak sanggup melayani lagi.
“Kalau hari biasa (bukan bulan pernikahan), pesanan bunga antara 3 sampai 7 per hari. Nah, jika masuk musim pernikahan dan puncaknya di bulan Besar (Dzulhijjah) pesanan mencapai 100 roncean per hari,” ungkap perempuan asli Kabupaten Pati itu.
Baca juga: Bunga Adenium di Pondok Bunga Ambar Banyak Diminati Bapak-Bapak
Untuk bahan, Lanjut Nikmah, pihaknya dulunya mengambil bunga segar dari Pasar kembang Randusari Semarang. Setelah punya banyak pelanggan, kemudian beralih langsung dari pusatnya yaitu di Pemalang.
“Itu dianterin ke sini via paketan Bus. Di bulan-bulan rame, setiap hari selalu datang. Jadi bunganya selalu segar,” kata Nikmah.
Untuk harga, Nikmah merinci, roncean muslim standar harganya Rp 150 ribu, Sunda Muslim Rp 250 ribu, Sunda Sanggul Rp 350 ribu, Solo Muslim Rp 350 ribu, Solo Sanggul Rp 400 ribu, dan Solo Basahan Rp 500 ribu.
“Harganya bisa berubah sesuai bahan baku dan kesulitan pengerjaan. Karena makin ke sini, roncean melati makin banyak model dan kesulitannya,” tutup Nikmah.
Editor: Ahmad Muhlisin