31 C
Kudus
Jumat, Maret 29, 2024

Omah Kapal, Cagar Budaya yang Kondisinya Dipenuhi Semak Belukar

BETANEWS.ID, KUDUS – Bangunan tua penuh semak belukar masih tampak menyerupai sebuah kapal. Bagunan tersebut menghadap ke arah timur laut. Pada sisi depannya berbentuk lancip seperti dek dasar kapal, dan pada sisi kiri bawah terdapat gambar jangkar berserta rantai.

Bangunan yang dibuat dengan komponen batu bata merah dan adukan semen tersebut, yakni Omah Kapal yang berada di Jalan KHR Asnawi, Kelurahan Damaran, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus.

Menurut ahli waris dari pemilik bangunan Omah Kapal, Muhammad Bismark Muzahid (53), bangunan tersebut tidak pernah terawat sejak kakeknya meninggal.

Muhammad Bismark Muzahid, ahli waris dari pemilik bangunan Omah Kapal. Foto : Imam Arwindra

“Jadi yang membuat bangunan tersebut yakni kakek saya bernama Muzahid,” tuturnya saat ditemui di kediamannya Jalan Sunan Kudus, dekat perempatan Jember, Rabu (17/6/2020).

Baca juga : Nitisemito, Radja Rokok Kretek Asal Kudus (3)

Menurutnya, bangunan Omah Kapal yang dibangun tahun 1934 tersebut, tinggal kerangka bangunannya saja. Atapnya sudah hilang dan penuh dengan tumbuhan liar. “Ya tinggal 20 persen sampai 30 persen saja,” jelasnya.

Muhammad Bismark Muzahid, atau yang biasa dipanggil Mamak menceritakan, bangunan tersebut dibangun kakeknya setelah melaksanakan ibadah haji. Pada saat itu, pergi haji masih menggunakan jalur laut yakni dengan menggunakan kapal. Supaya selalu terkenang, akhirnya dibuatlah Omah Kapal.

“Jadi ini cerita dari ayah, dulunya kakek pergi melakukan haji. Kalau pergi haji zaman dahulu kan harus berbulan-bulan ya. Untuk mengenang, dibuatkanlah rumah berbentuk kapal,” jelas pria yang merupakan generasi ketiga tersebut.

Setelah bangunan tersebut dibuat kakeknya, Omah Kapal sering digunakan untuk liburan keluarga. Menurut Mamak, kakeknya meminta ponakan-ponakannya untuk tinggal bersamanya. Karena ketika neneknya mengandung, anaknya selalu meninggal.

“Jadi ayah saya sebenarnya punya kakak. Namun meninggal. Sampai usia perkawinan kakek dan nenek 25 tahun, akhirnya lahirlah anak bernama Abdullah Muzahid, yang merupakan ayah saya. Jadi anak kakek yang tinggal satu itu, ayah saya,” jelasnya.

Lanjutnya, setiap Jumat atau Kamis malam, dikatakan Mamak, keluarga besar kakeknya selalu berkumpul untuk liburan di Omah Kapal. Menurutnya, keluarga besarnya berkumpul sambil makan-makan.

“Kalau Kudus Kulon kan liburannya hari Jumat atau Kamis malam. Jadi Omah Kapal digunakan untuk liburan keluarga,” tambahnya.

Mengenai tidak terawatnya bangunan Omah Kapal, menurut Mamak, sejak kakeknya meninggal. Saat itu, cerita Mamak, kakeknya meninggal saat usia ayahnya tujuh tahun. Karena masih kecil dan kurang mengerti, akhirnya bangunan tersebut tidak terawat sampai sekarang.

“Kakek saya itu pengusaha rokok. Mereknya itu yang ada gambar nahkoda kapal. Saya lupa namanya apa,” tuturnya.

Baca juga : Nitisemito, Radja Rokok Kretek Asal Kudus (2)

Saat ini, bangunan yang berdiri di atas lahan 8.500 meter persegi, lanjut Mamak, pada bagian halaman depan digunakan untuk menjalankan bisnisnya. Sempat dia membuat pabrik kayu tahun 2003 namun harus tutup pada tahun 2016.

“Untuk Omah Kapalnya masih. Namun sekarang bagian depannya digunakan untuk parkir bus atau mobil peziarah Sunan Kudus,” tuturnya.

Ketika disinggung mengenai bangunan Omah Kapal sebagai cagar budaya, Mamak mengaku, orang tuanya dulu tidak pernah menitipkan pesan terkait hal tersebut. Dari Pemerintah Kabupaten Kudus pun tidak pernah berkontribusi apapun. “Ini pajak (PBB) saja, yang bayar masih saya sendiri,” jelasnya.

Editor : Kholistiono

Imam Arwindra
Imam Arwindrahttps://betanews.id
Jurnalis Beta Media yang sejak awal ikut terlibat dalam pembentukan Seputarkudus.com, cikal bakal Betanews.id.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
133,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER