SEPUTAR KUDUS.COM, TANJUNG KARANG – Perempuan berkaus putih tampak mengobrol dengan sejumlah orang di gedung Agape Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Tanjung Karang. Perempuan yang sudah keriput itu juga mengenakan celana pendek selutut berwarna coklat tersebut bernama Nanik (65), warga Desa Tanjung Karang, Kecamatan Jati, Kudus, yang harus mengungsi karena rumahnya terendam banjir.

Saat ditemui Seputarkudus.com di kawasan GKMI Tanjung Karang, dia mengaku sudah berada di GKMI sejak hari Sabtu (11/2/2017). Menurutnya, letak rumahnya berada di tanah rendah, sehingga menyebabkan tergenang banjir paling parah. Genangan tersebut dikatakan mencapai setinggi dada orang dewasa. “Kalau di dalam rumah sekitar sepaha,” ungkapnya sambil mencontohkan dengan tangan.
Dia mengaku sudah tidak bisa beraktivitas sama sekali di rumah. Untuk memasak dan tidur pun juga tidak bisa dilakukannya. Menurutnya, sebelum mengungsi di gereja dirinya sempat empat hari tinggal di rumah tetangga yang posisi rumahnya lebih tinggi. Karena air semakin naik, dan rumah tetangga yang ditumpangi juga terendam air, akhirnya dia memutuskan untuk tinggal di gereja. “Air mulai masuk rumah 6 hari yang lalu. Akhirnya saya mengungsi ketetangga. Dan pindah lagi ke sini (gereja),” terangnya.
Nanik mengungkapkan, dirinya mengungsi bersama dua cucunya. Menurutnya, suaminya dan anaknya sudah meninggal. Selain itu, ibu dari kedua cucunya juga sedang bekerja di Jakarta. Rumahnya berada di Perumahan Tanjung Matra Makmur.
Sementara itu, Sekretaris Majlis GKMI Tanjung Karang Budi K (43) menuturkan, hanya ada tiga orang yang mengungsi di GKMI. Menurut dia, karena rumah Nanik terendam akhirnya mempersilahkan ruangan Agape untuk ditempati. “Ruangan yang ditempati kelas PPA (Pusat Pengembangan Anak). Karena lingkungan gereja banjir, akhirnya sementara diliburkan,” ungkapnya.
Menurutnya, ruang kelas yang digunakan ala kadarnya. Pihaknya juga memberikan sembako bagi pengungsi dan beberapa jemaat gereja yang masih bertahan di rumahnya. Dikatakan, jemaat gereja yang tinggal di Perumahan Tanjung Matra Makmur ada sekitar 20 kepala keluarga. “Termasuk Bu Nanik,” tambahnya.
Ketua Majlis GKMI Tanjung Karang Budi Pujiono yang juga ketua RW 5 Desa Tanjung Karang mengungkapkan, keseluruhan warga yang tinggal di Perumahan Tanjung Matra Makmur tergenang air. Dijelaskan, di RW 5 ada empat RT yang tergenang air, yakni RT 1 sejumlah 30 kepala keluarga, RT 2 sebanyak  103 kepala keluarga, RT 3 27 kepala keluarga dan RT 4 sejumlah 41 kepala keluarga. “Ada yang masih bertahan, ada yang kos dan ada juga yang tinggal di rumah saudaranya,” terangnya.