SEPUTARKUDUS.COM, UNDAAN LOR – Mesin berukuran besar terlihat di tepi persawahan di Desa Undaan Lor, Kecamatan Undaan, Kudus. Mesin tersebut yakni alat untuk digunakan memamen padi. Mesin itu juga lazim disebut combine harvester. Dengan mesin itu petani bisa memamen padi satu hektare lahan dalam waktu hanya sekitar 90 menit atau satu setengah jam. Alat itu bukan buatan luar negeri, melainkan dibuat PT Pura Barutama, Kudus.
Menurut Bambang Wijonarko Plan Manager PT Pura Barutama, mesin berwarna putih ungu itu memiliki dimensi keseluruhan 5250 x 2840 x 2780 milimeter. Selain memanen padi, mesin tersebut juga merontokkan padi yang bisa langsung terwadahi di dalam karung. Mesin ini digerakkan dengan daya maksimum motor penggerak 65 kilowatt.
Saat ditemui belum lama ini di panen raya Desa Undaan Lor, Kecamatan Undaan, Kudus, dirinya menjelaskan alat combine harvester yang digunakan tipe besar. Menurutnya dalam hasil uji yang dilakukan, satu jam mesin tersebut bisa memanen lahan 0,6 hektar pada kecepatan normal. Berarti, untuk satu hektare lahan diperkirakan memerlukan waktu hingga 90 menit. “Itu dalam kecepatan normal dan lahan yang rata,” ungkapnya.
Keunggulan lain dari mesin tersebut disebutkan, tingkat kebersihannya tinggi mencapai 94,41 persen dan efisien perontokan 99,96 persen. Menurutnya, hasil susut panen yang dihasilkan dari mesin pemanen padi tersebut yakni 0,7 persen. Bambang mengatakan, dengan memanen cara manual hasil gabah yang susut dalam satu hektarnya mencapai 15-20 persen. Jika dikira-kira satu hektare sekitar 10 kilogram yang hilang. Dengan menggunakan mesin buatan Pura ini susut hanya 0,7 persen. “Jika dikira-kira hanya sekitar dua kilogram gabah saja,” tambahnya.
Bambang menambahkan, bahan bakar yang digunakan untuk mesin ini yakni solar dengan konsumsi 6,12 liter setiap jam dengan kecepatan permanen 4,28 kilometer per jam. Bambang memberitahukan harga yang dipatok untuk satu mesin ukuran besar yakni Rp 390 juta. Diakuinya, perusahaannya telah mengirim alat tersebut kebeberapa luar pulau Jawa. Di antaranya, Kalimantan dan Sulawesi. “Untuk di Kudus belum,” ungkapnya.
Dia juga memberikan pilihan lain dengan juga memproduksi combine harvester yang ukuran mini dan medium. Untuk mesin mini dengan dimensi 2690 x 1950 x 2300 milimeter dibanderol dengan harga Rp 110 juta. Sementara itu untuk combine medium dengan dimensi 3820 x 1950 x 2300 milimeter dilepasnya dengan harga Rp 130 juta. “Kami sudah merakitnya sendiri di Kudus. Ada beberapa bagian alat yang kami sudah bisa produksi sendiri, namun ada juga beberapa yang harus diimport karena kesediaan bahan baku,” terangnya.