SEPUTAR KUDUS.COM, WERGU WETAN – Kamera telepon pintarnya terlihat mengarah ke seseorang yang berpose di depan gerbang masuk bertuliskan Taman Lampion. Dengan mengenakan kerudung warna biru, dia berulang kali berpose layaknya model. Sementara, lalu lalang pengunjung yang datang nampak memadati tempat yang masih satu kawasan dengan Taman Krida, GOR Wergu Kudus Kelurahan Wergu Wetan, Kecamatan Kota, Kudus.
Pengunjung memadati Taman Lampion Taman Krida Kudus. Foto: Imam Arwindra |
Wanita tersebut yakni Ina, warga Blora yang sedang berlibur di Kudus bersama suaminya, Mudasir. Ina mengaku penasaran dengan Taman Lampion yang belum lama ini dibuka untuk umum. Dia mengetahui Taman Lampion dari temannya di Kudus. “Saya tahunya baru tadi. Akhirnya saya langsung ajak suami lihat Taman Lampion,” ungkapnya setelah selesai berfoto di depan tulisan Taman Lampion, Sabtu (7/1/2017).
Dia mengakui Taman Lampion di Kudus memang indah dan nyaman untuk dikunjungi. Menurutnya keindahan terletak pada perpaduan warna-warni lampu yang dipasang di pohon, patung, dan aksesoris taman lainnya. “Kira-kira di (Kabupaten) Blora bisa tidak ya membuat seperti ini?” tuturnya sambil berjalan menuju patung Doraemon.
Alumni Jurusan Bimbingan Konseling (BK) Universitas Muria Kudus (UMK) mengatakan, dulu ketika masih kuliah taman-taman di Kudus masih terbilang sedikit. Sekarang sudah ada Taman Lampion, Taman Tanggulangin di dekat Gerbang Kudus Kota Kretek, Taman Bambu di Jepang dan Taman di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus yang tidak kalah memesona. “Semoga di Blora juga di sediakan taman seperti di Kudus,” tambahnya.
Mudasir yang belum lama menikahi Ina, mengaku sengaja berlibur ke Kudus karena sekaligus menghadiri acara keluarga. Selain itu juga untuk refreshing setelah lama tidak berlibur bersama. “Ya untuk nyenengin istri. Alhamdulillah mintanya tidak aneh-aneh,” ungkapnya sambil tersenyum kepada istrinya.
Menurutnya taman memang tempat yang bagus untuk liburan keluarga. Selain murah, taman yang disediakan juga indah. Apalagi Taman Lampion di malam hari, tambah indah. “Tadi saya masuk perorangnya membayar Rp 3 ribu,” jelasnya.