juga memilah beberapa tumpukan buku yang diletakkan di atas lantai. Toko tersebut menyediakan buku-buku bekas, terlihat dari koleksinya yang tak bersegel dengan kertas yang telah menguning.
![]() |
Arif, bersama kedua anaknya mencari buku cerita bergambar di toko buku bekas di Kudus. Foto: Imam Arwindra |
Kepada Seputarkudus.com, Arif Muhammad Nasir, ayah kedua anak tersebut, mengatakan, dirinya sering mengajak kedua anaknya datang ke toko E-Book-E, yang khusus menyediakan buku-buku bekas di Kudus. Biasanya, dia mencari buku cerita
bergambar. Menurutnya, walau menyediakan buku bekas, pilihan jenis buku pada toko
tersebut dinilai cukup lengkap.
“Semua jenis buku kelihatannya ada. Saya sering ke sini mengajak kedua anak saya. Saya ingin mereka hobi membaca sejak kecil,”
ujar Arif saat bertemui di toko buku E-Book-E Kudus belum lama ini.
dengan terbiasa membaca buku sejak dini akan membantu perkembangan keduanya.
“Kalau
di sini (E-Book-E) selain lengkap, harganya tentu lebih murah karena buku bekas. Buku bekas tidak apa-apa, yang paling penting kan isinya,” tutur pengajar di SMK Bhakti Kudus.
komputer, motivasi, majalah anak, ensiklopedia, sejarah, agama, dan lain sebagainya.
“Buku atau
majalah kuno sebelum tahun 1960 juga banyak. Biasanya yang cari kolektor atau orang-orang
tertentu saja,” tuturnya.
Jual buku, majalah, dan kora langka
Dia menjelaskan, harga buku yang dijual lebih murah
dari pada buku baru. Menurutnya, jika di toko-toko buku umumnya menjual buku sekitar Rp 40
ribu, dirinya paling hanya menjual dengan harga Rp 10 ribu. Namun khusus buku-buku
keluaran lama dan langka biasanya tidak dijual. Kalaupun dijual harganya dibanderol mahal.
“Pernah kami punya koran cetakan dua tahun setelah Indonesia merdeka (tahun
1947). Jumlahnya ada enam lembar. Kertasnya sudah berwarna kuning dengan tata
bahasa ejaan lama. Ketika saya tanya mas Erik (pemilik toko buku E-Book-E)
dijual dengan harga kalau tidak salah Rp 100 ribu, eh langsung dibeli,”
ceritanya sambil duduk di teras toko.
tidak langsung mengiyakan untuk menjual. Karena pemilik toko buku juga seorang kolektor buku langka. Dia menuturkan, untuk buku-buku langka dia taruh
pada rak bagian atas. Selebihnya, dia boleh langsung menjual.
saja.
“Biasanya juga ada ibu-ibu yang mencari novel keluaran saat dia masih
muda. Belinya langsung 10 seri. Katanya sih untuk mengenang masa mudanya,”
terangnya.