SEPUTARKUDUS.COM, JURANG – Gedung panti asuhan ini terletak di Desa
Jurang, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus. Gedung ini memiliki dua lantai yang
ditinggali puluhan anak yatim piatu. Bagian depan gedung terdapat tulisan Yayasan Darussalamah, nama panti asuhan di Kudus tersebut. Pertama didirikan, panti asuhan ini hanya memiliki tiga orang anak asuh.
Jurang, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus. Gedung ini memiliki dua lantai yang
ditinggali puluhan anak yatim piatu. Bagian depan gedung terdapat tulisan Yayasan Darussalamah, nama panti asuhan di Kudus tersebut. Pertama didirikan, panti asuhan ini hanya memiliki tiga orang anak asuh.
Menurut Ahmad Nashier (68) pengasuh serta pendiri Yayasan Darussalamah menuturkan, yayasan bweakte notaris
Nomor 39 tahun 1994 yang menaungi anak-anak yatim dan yatim piatu. Menurutnya,
dalam pendirian asrama panti asuhan pertama kali hanya ada tiga orang
yang diasuh di rumahnya. “Tiga orang tersebut warga Desa Jurang yang
sudah ditinggal orang tuanya,” tuturnya kepada Seputarkudus.com belum
lama ini.
Nomor 39 tahun 1994 yang menaungi anak-anak yatim dan yatim piatu. Menurutnya,
dalam pendirian asrama panti asuhan pertama kali hanya ada tiga orang
yang diasuh di rumahnya. “Tiga orang tersebut warga Desa Jurang yang
sudah ditinggal orang tuanya,” tuturnya kepada Seputarkudus.com belum
lama ini.
Menurutnya, dia merasa empati kepada anak-anak yatim piatu
yang kehidupan dan pendidikannya tidak terurus. Akhirnya dia memutuskan untuk
mengasuh tiga anak tersebut untuk tinggal dengannya dan membiayai sekolahnya. “Menurut saya itu sudah kewajiban saya sebagai seorang Muslim untuk
mengasuh anak-anak yatim piatu. Saya berfikir mereka mempunyai cita-cita yang
harus dibantu untuk mewujudkannya,” ungkapnya.
yang kehidupan dan pendidikannya tidak terurus. Akhirnya dia memutuskan untuk
mengasuh tiga anak tersebut untuk tinggal dengannya dan membiayai sekolahnya. “Menurut saya itu sudah kewajiban saya sebagai seorang Muslim untuk
mengasuh anak-anak yatim piatu. Saya berfikir mereka mempunyai cita-cita yang
harus dibantu untuk mewujudkannya,” ungkapnya.
Dia menceritakan, dalam pembangunan asrama yatim piatu banyak dibantu masyarakat sekitar dan pengusaha-pengusaha
secara bergotong-royong. “Di sini
pengurusnya banyak. Rata-rata dari masyarakat sekitar panti sendiri,”
tambahnya.
secara bergotong-royong. “Di sini
pengurusnya banyak. Rata-rata dari masyarakat sekitar panti sendiri,”
tambahnya.
Bangunan yang berdiri di tanah wakaf kurang lebih setengah
hektare tersebut sekarang dihuni 64 anak yatim dan yatim piatu dari sekitar dan
luar Kecamatan Gebog. Menurutnya, anak-anak tersebut pantas mendapatkan
pendidikan yang layak untuk bekal kehidupannya kelak. “Kami selalu menerima
anak-anak yatim dan yatim piatu yang ditinggal orang tuanya. Mereka
berhak mendapatkan penghidupan yang layak,” tuturnya.
hektare tersebut sekarang dihuni 64 anak yatim dan yatim piatu dari sekitar dan
luar Kecamatan Gebog. Menurutnya, anak-anak tersebut pantas mendapatkan
pendidikan yang layak untuk bekal kehidupannya kelak. “Kami selalu menerima
anak-anak yatim dan yatim piatu yang ditinggal orang tuanya. Mereka
berhak mendapatkan penghidupan yang layak,” tuturnya.
Nashier melanjutkan, ketika di asrama anak yatim piatu akan
dibekali ilmu agama seperti di pesantren dan sekolah formal
yang letaknya di dekat panti asuhan. “Ini alhmdulillah lima anak didik kami
baru memenangi lomba-lomba yang diselenggarakan di Kudus,” ungkapnya.
dibekali ilmu agama seperti di pesantren dan sekolah formal
yang letaknya di dekat panti asuhan. “Ini alhmdulillah lima anak didik kami
baru memenangi lomba-lomba yang diselenggarakan di Kudus,” ungkapnya.
Dia berharap, asrama panti asuhan yang dikelolanya
berkembang menjadi Pondok Tahfidz Al-Quran dan anak-anak di panti dapat
mengahafalkan Al-Quran. “Itu keinginan saya, semoga dapat terwujud,” tutunya.
berkembang menjadi Pondok Tahfidz Al-Quran dan anak-anak di panti dapat
mengahafalkan Al-Quran. “Itu keinginan saya, semoga dapat terwujud,” tutunya.