SEPUTARKUDUS.COM, JEPANG – Tangan laki-laki kecil itu masih membopong
beberapa minuman buah yang dikemas dalam gelas plastik. Saat lampu merah menyala, dia membagikan minuman untuk takjil tersebut secara gratis kepada pengendara di Jalan Lingkar Selatan Desa Jepang, Kecamatan Mejobo, Kudus. Yusuf Bahtiyar (9), nama laki-laki kecil tersebut. Meski telah repot membagikan minuman takjil, namun niat baiknya itu justru banyak ditolak sejumlah pengendara.
beberapa minuman buah yang dikemas dalam gelas plastik. Saat lampu merah menyala, dia membagikan minuman untuk takjil tersebut secara gratis kepada pengendara di Jalan Lingkar Selatan Desa Jepang, Kecamatan Mejobo, Kudus. Yusuf Bahtiyar (9), nama laki-laki kecil tersebut. Meski telah repot membagikan minuman takjil, namun niat baiknya itu justru banyak ditolak sejumlah pengendara.
Yusuf yang mengikuti kegiatan yang diselenggarakan Komunitas Kampung Pintar Mejobo tersebut menuturkan, dia sudah menghampiri pengendara
motor dan mobil namun selalu ditolak. “Saya sudah menghampiri tapi ditolak terus,” ungkap Yusuf yang masih duduk di bangku sekolah dasar itu kepada Seputarkudus.com dengan kesal.
Menurunya dia hanya ingin berbagi kepada pemudik yang
melintasi perempatan dekat rumahnya. “Kan saya kasihan, di jalan pasti tadi kena
macet dan belum sempat berbuka,,” tuturnya saat membagikan minuman takjil di Perempatan
Lingkar Jepang Kudus, Jumat (1/7/2016).
melintasi perempatan dekat rumahnya. “Kan saya kasihan, di jalan pasti tadi kena
macet dan belum sempat berbuka,,” tuturnya saat membagikan minuman takjil di Perempatan
Lingkar Jepang Kudus, Jumat (1/7/2016).
Jamilludin, pengelola Komunitas Kampung Pintar Mejobo menuturkan, minuman takjuil milik Yusuf ditolak karena mungkin disangka dia penjual minuman. Dia menceritakan, saat Yusuf
menghampiri pengendara yang berhenti di lampu merah dia hanya diam dan
memberikan es buah yang dibawanya. “Yusuf hanya diam, tidak bilang gratis. Paling
ya dikira penjual minuman,” ungkapnya.
menghampiri pengendara yang berhenti di lampu merah dia hanya diam dan
memberikan es buah yang dibawanya. “Yusuf hanya diam, tidak bilang gratis. Paling
ya dikira penjual minuman,” ungkapnya.
Menurutnya, setelah didampingi dan diminta mengatakan minumannya gratis, banyak pengendara yang mau menerima minuman takjil yang diberikan. “Tadi sudah saya dampingi
dan saya suruh ngomong minumannya gratis. Itu sudah banyak yang mau
menerima,” tuturnya.
dan saya suruh ngomong minumannya gratis. Itu sudah banyak yang mau
menerima,” tuturnya.
Jamalludin yang juga koordinator pembagian minuman takjil gratis menuturkan,
pembagian takjil berupa minuman buah dan kurma ini dilakukan oleh anggota
Komunitas Kampung Pintar Mejobo didukung oleh Putra Barokah. Jumlah minuman takjil yang diberikan
sebanyak 200 gelas lebih.
pembagian takjil berupa minuman buah dan kurma ini dilakukan oleh anggota
Komunitas Kampung Pintar Mejobo didukung oleh Putra Barokah. Jumlah minuman takjil yang diberikan
sebanyak 200 gelas lebih.
Dirinya mengaku, sengaja mengajak anak-anak yang
biasanya belajar di Kampung Pintar Mejobo untuk mengajarkan kepedulian kepada
sesama. “Saat ini sedang berlangsungnya mudik Lebaran 2016. Kudus satu di antara
wilayah di jalur pantura yang dilewati pemudik,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, pembagian minuman takjil diikuti 18 orang yang dibagi di dua
titik. “Semua berjalan lancar, semoga ini dapat menjadi bekal untuk Komunitas Kampung
Pintar Mejobo untuk terus bisa memberikan nilai-nilai kebaikan kepada anak-anak,” tuturnya.
titik. “Semua berjalan lancar, semoga ini dapat menjadi bekal untuk Komunitas Kampung
Pintar Mejobo untuk terus bisa memberikan nilai-nilai kebaikan kepada anak-anak,” tuturnya.