BETANEWS.ID, JEPARA – Aktivitas tambang galian C di Gunung Mrico yang berada di Dukuh Toplek dan Dukuh Pendem, Desa Sumbberrejo, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara kembali menimbulkan konflik.
Dari video yang diterima Betanews.id, tampak satu buah eksacavator sedang beroperasi di area lereng gunung. Eksacavator tersebut tampak dikerumuni oleh warga yang tidak setuju dengan adanya aktivitas pertambangan.
Baca Juga: Ratusan CPNS Jepara Akhirnya Terima SK, Bupati Ingatkan Agar Tak Tergiur Pungli
Niswatin, Warga RW 3 Dukuh Toplek mengatakan ketegangan sudah terjadi di desanya sejak pagi. Sekitar pukul 07.30 WIB, ia sempat didatangi oleh mandor tambang. Mandor tersebut meminta izin kepada warga untuk melakukan pembangunan pondasi yang dikatakan sebagai upaya mencegah longsor.
“Tapi saat itu tidak bisa langsung saja jawab, karena ini kan menyangkut kepentingan bersama dan perlu kesepakatan warga,” katanya dalam siaran pers pada Selasa (27/5/2025).
Lebih lanjut ia mengatakan, sekitar pukul 08.30 WIB, tanpa adanya persetujuan dua alat eksacavator tiba-tiba mulai beroperasi di lokasi. Tindakan sepihak tersebut kemudian langsung memicu reaksi keras dari warga yang berbondong-bondong mendatangi lokasi untuk menghentikan aktivitas alat berat tersebut.
Kemudian sekitar pukul 09.30 WIB, alat berat berhasil dihentikan dan para operator diminta turun oleh warga. Pengawas proyek tambang yang berada di lokasi, kemudian menghubungi perangkat desa.
Tak lama kemudian, sekitar pukul 10.00 WIB, rombongan dari kecamatan tiba di lokasi bersama anggota Babinsa TNI dan aparat kepolisian yang berjumlah delapan orang.
“Dari perangkat ini mengajak perwakilan warga untuk melakukan audiensi besok pagi di kantor kecamatan,” katanya.
Namun ia menegaskan bahwa warga Dukuh Pendem dan Toplek sudah sepakat untuk menolak tambang. Penolakan tersebut menurutnya juga bukan hal yang mendadak.
Baca Juga: Sea Wall Pelabuhan Tanjung Emas Jebol, Potensi Pembangunan Pelabuhan di Jepara Disebut Makin Terbuka
Sejak Januari 2025, warga telah menyatakan sikap menolak keberadaan dan pembukaan tambang baru di wilayah mereka karena mengancam keselamatan lingkungan dan ruang hidup masyarakat.
“Kita juga sudah menyamping laporan dan keluhan kepada pihak pemerintah, namun hingga kini tidak ada tanggapan,” katanya.
Editor: Haikal Rosyada