BETANEWS.ID, JEPARA – Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Jepara, Ary Bachtiar, mengatakan, anggaran rehabilitasi Jalan Jepara-Kelet pada 2025 yang berasal dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kini sudah habis.
“Biaya pemeliharan jalan provinsi di Jepara kemarin disampaikan sudah habis,” katanya, Senin (10/2/2025).
Sebagai upaya untuk menyelesaikan persoalan Jalan rusak di Jepara, utamanya jalan Jepara-Kelet yang berstatus sebagai Jalan Provinsi, pihaknya berupaya untuk mengajukan bantuan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari PLTU.
Baca juga: Peningkatan Status Jalan Jepara-Kelet Diperkirakan Baru Terealisasi 2027
Sebagai tindak lanjut, pihaknya bersama dengan Komisi D DPRD Jepara akan mengupayakan kembali untuk bertemu dengan pihak PLTU.
“Kami upayakan bersama Komisi D DPRD Jepara agar mendapatkan bantuan CSR dari PLTU. Kami juga merencanakan pertemuan untuk pembahasan lebih dalam terkait bantuan dari PLTU untuk membantu pemeliharaan jalan Jepara-Keling,” tambahnya.
Menurutnya, selain membahas anggaran untuk perbaikan jalan, juga membahas penggunaan FABA. Sebab sebagaimana diketahui, FABA PLTU bisa digunakan untuk pembuatan beton maupun untuk menambal jalan berlubang.
“Secara teknis seperti apa, apakah bisa bantu beton, penambalan nanti kami bicarakan dengan pimpinan PLTU. Komunikasi awal secara informal sudah, pada prinsipnya siap tetap bentuknya seperti apa kami bahas lagi lebih dalam,” ujarnya.
“Kalau kami terima jadi saja penambalan seperti apa, FABA masih diolah lagi. Prinsipnya PLTU mengandeng vendor siapa, penting ada perbaikan jalan dari PLTU,” tambahnya.
Sub Koordinator Jalan dan Jembatan Balai Pengelolaan Jalan Wilayah Pati, Parjo, menambahkan, anggaran perbaikan jalan telah habis, karena tahun ini pihaknya hanya mendapatkan anggaran Rp 5 miliar untuk peningkatan jalan.
Baca juga: Masih Rusak Parah, DPRD Minta PLTU Ikut Betonisasi Jalan Jepara-Kelet
“Untuk 2025 Jepara ini kan dapat anggaran RP5 miliar untuk peningkatan jalan. Rencana dalam tahun ini akan dilaksanakan di daerah Suwawal dengan kontruksi rigit dan kontruksi aspal,” katanya.
Selain menunggu anggaran, pihaknya juga menunggu kondisi cuaca. Menurutnya, jika dilakukan perbaikan dalam waktu dekat ini akan cukup sulit. Sembari menunggu cuaca, pihaknya melakukan normalisasi drainase.
“Kami sambil menunggu cuaca, kami itu drainase normalisasi, jadi dengan alat. Dengan kerja sesingkat mungkin, menghasilkan manfaat sebesar mungkin sudah kami lakukan,” jelasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin