BETANEWS.ID, SEMARANG – Di sebuah rumah yang berada di Dusun Bawang, Desa Truko, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, tampak seorang wanita yang sedang memanen jamur. Satu per satu jamur di baglog itu ia ambil dan kemudian dikumpulkan dalam sebuah wadah.
Setiap hari, wanita bernama Halimatussa’dyah (27) itu memang berada di tempat tersebut untuk memanen jamur tiram pesanan pelanggan. Apalagi, usaha yang dirintis setahun lalu itu kini sudah kebanjiran pembeli dan tak harus carai-cari pelanggan lagi.
Dyah lantas menceritakan awal mula usaha budi daya jamur dengan modal Rp1 juta itu. Uang tersebut ia belikan benih jamur di Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, karena melihat prospek usaha tersebut di tempat yang panas seperti daerahnya.
Baca juga: Nekat Rintis Usaha di Usia Belia, Udin Ingin Belajar Mandiri dan Tak Kerja Ikut Orang
“Ternyata pas di coba, jamur itu kalau di tempat yang panas malah lebih bagus gitu daripada di tempat yang dingin. Kalau di tempat yang panas malah bisa besar,” ujarnya, Sabtu (30/4/2022).
Meski begitu, pertama kali memilih usaha jamur, Dyah mengaku tidak terlalu yakin lantaran ia masih bingung dalam memasarkannya. Namun, sekarang ia sudah menemukan alur penjualan yang pas untuk jamurnya.
“Jualnya sekarang juga udah enak, nggak perlu kemana-mana udah dicari orang sekarang. Lebih mudah jamur daripada sayur menurut saya,” kata dia.
Bahkan, sampai-sampai ia kewalahan dalam memenuhi permintaan yang kian meningkat. Karena setiap harinya, ia bisa memanen 5 sampai 6 kilogram saja.
“Tapi ini kan kemarin-kemarin sudah dipanen, kalau pas banyak gitu bisa sampai 10 kilogram,” kata dia.
Dari modal awal Rp1 juta dan usahanya yang terus berkembang, Dyah terus membelanjakannya dengan membeli benih jamur yang lebih banyak lagi. Sampai saat ini, ia memiliki kurang lebih 3 ribu benih jamur tiram.
“Bisa jualan ya minimal 5 kilogram tiap hari. Omzetnya kalau per hari minimal 50 ribu sekarang,” tandas Dyah.
Editor: Ahmad Muhlisin
