BETANEWS.ID – Jagat non-fagible token (NFT) digemparkan dengan terjualnya koleksi Crypto Punk sejarga 8.000 ETH, atau setara dengan 23,702,160 dollar. Angka ini merupakan rekor harga tertinggi dari koleksi pioner NFT di jaringan block chain Ethereum.
Koleksi NFT Crypto Punk yang terjual dengan harga fantastis tersebut terjadi pada tanggal 12 Februari 2022. Koleksi jenis gambar seni pixel art tersebut berkode #5822. Jika dirupiahkan, nilainya bisa mencapai Rp 338,940,888,000, dengan kurs Rp 14,300/Dollar AS.
Harga koleksi NFT yang terjual seharga ratusan miliar Rupiah ini, seblumnya hanya dibeli seharga 0,08 ETH atau setara dengan 19 Dollar pada 2017. Dengan penjualan ini, pemegang sebelumnya mendapat keuntungan lebih dari 7,999 ETH.
Terjualnya NFT ini menggegerkan jagat Twitter. Akun Watcher Guru yang mencuit kabar ini beberapa jam lalu, telah mendapat respon komentar dari pengguna Twitter sebanyak 260 kometar, dan telah di-retwit pengguna media sosial tersebut sebanyak 351 kali.
Crypto Punk adalah proyek seni gambar digital yang diluncurkan pada 2017 lalu oleh Larva Labs, sebuah studio seni asal Amerika Serikat. Proyek ini adalah pelopor NFT dan paling tua di jaringan Ethereum.
Kejadian ini tentu mengingatkan kita pada sosok Sultan Gustaf Ghozali, kreator NFT asal Indonesia yang berhasil menjual ludes koleksi NFT-nya di Opensea. Dari hasil penjualannya tersebut, Ghozali meraup untung hingga Rp 1,7 miliar.
Berbeda dengan koleksi Crypto Punk yang berbentuk pixel art, Ghozali menjual karya NFT berupa foto selfi. Foto tersebut diambil dalam waktu sekitar 5 tahun. Ghozali yang awalnya iseng mengunggah ratusan fotonya itu di Opensea, ternyata mendapat respon positif investor dan membelinya.
Penjualan koleksinya tersebut juga membuat geger selurub warga Indonesia. Bagaimana tidak, foto selfi yang setiap orang bisa membuatnya, bisa terjual hingga miliaran Rupiah.
Block chain, kripto, dan NFT memang hal baru, terlebih di Indonesia. Hal-hal yang terjadi terkadang di luar nalar bagi sebian orang yang belum memahaminya.
