BETANEWS.ID, KUDUS – Di dalam toko Ko-Mbako Ednik yang berada di tepi Jalan Raya Kudus-Purwodadi, Desa Undaan Lor, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, tampak seorang perempuan sedang sibuk melayani para pelanggan. Ia begitu cekatan mengambilkan aneka jenis tembakau yang dipesan oleh pembeli. Perempuan tersebut yakni Anik Rofi’ani (39) pemilik dari Ko-Mbako Ednik yang di masa pandemi penjualannya meningkat.
Seusai melayani pelanggan, perempuan yang akrab disapa Anik tersebut sudi berbagi penjelasan tentang usahanya tersebut. Dia mengatakan, sejak ada pandemi covid-19, penjualan aneka jenis tembakau untuk rokok ngelinting dewe atau tingwe mengalami peningkatan. Hal tersebut, kata dia, disebabkan karena di masa pandemi ekonomi masyarakat sulit, karena penghasilan pun turun drastis. Sehingga, para perokok pun memangkas pengeluaran atau berhemat dengan cara cari rokok alternatif yakni membeli tembakau tingwe.
“Sejak pandemi penjualan aneka tembakau tingwe mengalami peningkatan sekitar 10 persen. Karena bagi perokok, merokok itu sudah jadi kebutuhan primer. Meskipun ekonomi sulit di masa pandemi, merokok tidak akan berhenti tapi mereka beralih ke tembakau tingwe yang lebih hemat,” ujar Anik kepada Betanews.id, Senin (18/1/2021).
Baca juga: Ko-Mbako Ednik, ‘Surganya’ Tembakau dan Peralatan Tingwe di KudusÂ
Perempuan yang sudah dikaruniai tiga anak tersebut menuturkan, Ko-Mbako Ednik menyediakan tembakau rajang dan giling dengan berbagai varian rasa serta dari berbagai daerah. Antara lain rasa orisinal, rasa rokok, dan flavour. Tembakau rasa orisinal ia datangkan langsung dari Aceh, Temanggung, Madura, Situbondo, Lombok, Tanah Karo, Sukabumi, dan lainnya.
Lebih lanjut kata dia, untuk tembakau rasa rokok adalah tembakau yang sudah diracik/dibumbui sedemikian rupa sehingga tercipta rasa rokok yang diinginkan. Untuk tembakau rasa rokok ia mengaku menjualnya dengan harga Rp 18 ribu per ons, dengan cita rasa dan kualitas yang hampir sama dengan rokok aslinya. Ia juga menyediakan ukuran poch yang dijualnya dengan harga Rp 10 ribu per bungkus.
Sedangkan tembakau flavour adalah tembakau yang yang di-mix dengan berbagai rasa. Bisa rasa buah maupun minuman. Antara lain, rasa buah nanas, durian, apel dan buah lainnya. Sedangkan rasa minuman itu ada tembakau rasa wine, vodka, whisky, ekstra jos, dan rasa lainnya. Untuk harga tembakau flavour ia jual mulai Rp 7 ribu sampai Rp 25 ribu per bungkus.
“Selain tembakau Nusantara, kami juga menyediakan tembakau impor, yakni tembakau virginia, dan escort, yang kami jual dengan harga Rp 18 ribu per ons,” ucap perempuan berhijab tersebut.
Baca juga: Di Ko-Mbako Ednik, Anda Bisa Coba Tembakau dari Aceh Hingga Madura
Dia mengatakan, di antara aneka macam tembakau yang dijualnya, yang paling laris adalah tembakau rasa rokok. Sebab tembakau rokok itu rasanya mirip sekali dengan rokok aslinya yang dijual di pasaran. Sehingga lebih diminati sebab lebih hemat di masa pandemi. Sedangkan tembakau orisinal itu peminatnya orang tertentu saja, yang menghindari bahan-bahan kimia.
Sedangkan untuk flavour, tutur Anik, peminatnya para pemula atau biasanya dijadikan selingan. Sebab rasanya pas disedot alus dan aroma rasa yang begitu menggoda. “Intinya ada peminatnya masing-masing. Serta di masa pandemi ini penjualan aneka macam tembakau di Ko-Mbako Ednik mengalami peningkatan,” bebernya.
Satu di antara pelanggan yakni Anas menuturkan, sebagai perokok aktif yang tidak bisa berhenti alias loss, ia memilih untuk beli tembakau dari pada rokok yang harganya mahal agar tidak boros.
“Saya rokoknya itu “ngebeb”. Kalau uang saya belikan rokok, ya boros. Makanya saya beli tembakau biar lebih irit. Di Ko-Mbako juga tersedia tembakau aneka macam. Rasanya juga mirip dengan rokok aslinya. Pokoknya sama saja. Malah lebih irit ini,” ujar warga Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus itu.
Editor: Ahmad Muhlisin
