SEPUTARKUDUS.COM, PANJUNAN – Siang itu Warung Soto Bu Djatmi di di tepi Jalan KH Wachid Hasyim, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Kota, Kudus, terlihat ramai pembeli. Tak jauh dari meja kasir, tampak seorang pria berbaju putih lengan pendek bersama keluarga, tampak lahap menyantap semangkuk soto. Pria tersebut bernama Welly Purnomo (41) yang datang jauh dari Tuban untuk memcicipi soto Djatmi untuk bernostalgia.
Pria yang akrab disapa Welly itu sudi berbagi kesan kepada Seputarkudus.com tentang makanan khas Kudus di weung Soto Bu Djatmi. Dia mengungkapkan, pertama mencicipi rasa soto Djatmi pada tahun 2000. Menurutnya dari awal kedatangan hingga sekarang rasa soto tetap punya ciri khas tersendiri.
“Aku pertama datang itu sekitar tahun 2000 saat itu aku masih tinggal di Semarang. Dan sekarang aku tinggal di Tuban. Karena hari ini aku melakukan perjalanan ke Semarang aku singgah di Kudus sekalian mampir ke warung soto legendaris Warung Soto Djatmi. Sekalian untuk makan siang aku, istri dan dua putriku,” ungkapnya, beberapa waktu lalu.
Dia menuturkan, rasa Soto Bu Djatmi sekarang masih sama dengan yang dulu pernah dia rasakan, tetap enak dan punya ciri khas. Istri dan anaknya yang baru pertama makan soto di warung tersebut, katanya, mengaku suka. Bahkan kata dia, istrinya sempat protes, karena dia tak mengatakan di warung itu ada soto kerbau, khas Kudus. “Lho ada soto kerbau juga ya, kok ayah tidak bilang,”ujarnya menirukan istrinya.
Tak jauh beda dengan Welly, pembeli lain, Setyaningsih (52) mengaku berlangganan di Warung Soto Djatmi sejak dirinya masih duduk di Madrasah Tsanawiyah (MTs) hingga sekarang menjadi guru. Dia mengaku sudah tidak bisa dihitung berapa kali menyantap soto di warung itu. Menurutnya, berlangganan sejak bu Djatmi masih hidup dan sekarang beliau sudah meninggal.
“Meski sekarang yang mengelola anaknya Bu Djatmi, menurutku rasanya tetap sama. Enak dan tidak ada perubahan sama sekali. Mungkin mereka sudah diberi resep untuk membuat soto yang enak dan diminati banyak pelanggan. Lihat sendirikan dari tadi warung ini ramai pembeli,” ungkapnya yang mengaku datang bersama teman sejawatnya dan membeli soto kerbau.
Menurut Purwanti (36) anak pertama Djatmi sekaligus pengelola warung Soto Bu Djatmi mengungkapkan, sejak dulu dia dan adiknya diberi tahu resep oleh ibunya untuk membuat soto yang enak. Menurutnya, semua bumbu yang dibubuhkan ditakar sesuai intruksi mendiang ibunya.
“Semua bumbu yang dibubuhkan itu sesuai takaran resep peninggalan ibuku. Kami juga menggunakan kaldu ayam kampung asli dan santan yang kami bubuhkan di soto Djatmi juga sedikit. Jadi kami tetap menjaga cita rasa dengan ciri khas. Jadi meski ibu sudah meninggal, rasa soto tak berubah,” ujarnya.
Dia mengatakan, selain menyediakan soto ayam dan soto kerbau, warung Soto Bu Djatmi juga menyediakan minuman es kelapa kopyor asli. Menurutnya, es kelapa kopyor merupakan minuman favorit para pelanggan. Bahkan peminatnya tidak hanya dari Kudus melainkan juga orang lain daerah.
“Seperti warung pada umunya, selain menyediakan masakan soto ayam dan kerbau kami juga menyediakan minuman. Selain es kelapa kopyor, ada juga aneka minuman jus buah, es jeruk dan tentu es teh,” jelasnya.