SEPUTARKUDUS.COM, UMK – Sorak-sorak penonton terdengar riuh saat tiga perempuan menari di atas panggung di acara Forum Apresiasi Sastra Dan Buraya Kudus, Selasa (28/2/2017) malam. Di sudut kanan panggung, nampak dua orang sedang melukis menggunakan tangan tanpa kuas. Satu di antara dua orang tersebut yakni Waryoto (37) yang biasa disapa Giok. Dia mengaku melukis wayang sosok Aryo Gunawan spontan, tanpa latihan.

Pria yang akrab disapa Giok itu, sudi berbagi cerita kepada Seputarkudus.com tentang aksi melukis di atas panggung tersebut. Dia mengatakan tak ada persiapan khusus untuk melukis sosok Aryo Gunawan. Dia hanya menumpahkan gambaran sosok Aryo Gunawan melalui lukisan sesuai imajinasinya. Menututnya, makna wayang dalam bahasa Jawa adalah owah-owahane tiyang, atau perubahannya manusia.
Baca juga: Meski Baru Tahu, Rizal Bangga Kudus Memiliki Seniman Sekaliber Aryo Gunawan
“Saya berharap Pak Aryo Gunawan bisa menjadi tauladan bagi kita semua. Tadi menggambarkan wayang sosok Pak Aryo Gunawan, yang orang Jawa bilang owah-owahane tiyang, bisa diartikan menjadi contoh untuk perubahan manusia. Karena kebaikan beliau patut kami jadikan suri tauladan,” jelas pelatih Teater Studio One SMAN 1 Kudus tersebut, usai acara bertajuk Merenda Untaian Karya Aryo Gunawan.
Giok melukis wayang bersama satu temannya yang juga mengenal sosok Aryo Gunawan. Tanpa latihan, dia memberi kebebasan berimajinasi untuk saling menuangkan ide ke dalam lukisan. “Kami tidak latihan, mengalir saja menuangkan gambaran sosok pak Aryo Gunawan. Saya juga ingin menyampaikan bahwa melukis itu bisa dilakukan bersama-sama,” terang warga Desa Blimbing Kidul, Kecamatan Kaliwungu, Kudus itu.
Handoko (41), satu di antara orang yang dekat dengan Aryo Gunawan, membuat puisi secara spontan saat berdiskusi usai pementasan di acara Fasbuk tersebut. Dia mengaku mengidolakan Aryo Gunawan karena tidak memandang orang karena latar belakang apapun. Di mata mendiang Aryo Gunawan, semuanya dirangkul untuk berkarya.
“Saya mengenal pak Aryo Gunawan sejak 20 tahun yang lalu, saat kami merintis Teater 9. Sejak itulah saya mengidolakan beliau. Saya juga banyak belajar teater dan sastra dari beliau,” ungkap Koko, sapaan akrabnya.
Ketua Fasbuk, Arfin Ahmad Maulana (23) memilih untuk mengundang Teater Studio One SMAN 1 Kudus dalam acara tersebut, karena Aryo Gunawanlah yang mendirikan teater tersebut. Mereka juga dekat dengan sosok Aryo Gunawan. Sehingga dia menilai pantas untuk teater tersebut mengisi acara Fasbuk mengenang Aryo Gunawan.
“Untuk persiapan acara kali ini, kami butuh waktu dua pekan untuk mengumpulkan karya-karya beliau. Sangat banyak karya-karya tulisannya, ini saja masih belum terkumpul semua. Yang di media-media cetak masih belum berhasil kami kumpulkan,” ungkap pria yang pernah dilatih membaca puisi Aryo Gunawan saat masih sekolah dasar itu.