SEPUTARKUDUS.COM, PURWOSARI – Di tepi barat Jalan HM subchan ZE Kelurahana Purwosari, Kecamatan Kota Kudus, tampak kios yang memasang ratusan botol kaca dan logam. Bototol-botol yang dipajang di etalase tersebut berisi parfum. Di samping etalase terlihat seorang pria memakai kaus biru sedang menunggu pembeli datang. Pria tersebut bernama Hartoko (29), pemilik toko parfum tersebut.’

Di sela aktivitasnya menunggu pembeli, pria yang akrab disapa Harto itu sudi berbagi kisah tentang usaha toko yang menjual parfum kepada Seputarkudus.com. Dia mengungkapkan mulai merintis usaha sejak tahun 2015. Demi mewujudkan keinginannya membuka usaha penjualan parfum tersebut, dia mengaku rela merogoh koceknya lumayan dalam.
“Demi mewujudkan ambisi untuk mempunyai usaha sendiri, aku rela membongkar isi tabunganku. Karena usahaku itu lumayan memerlukan banyak modal, aku harus mengeluarkan modal sekitar Rp 60 juta. Uang itu aku gunakan untuk menyewa tempat, membeli perkakas dan tentu membeli aneka parfum untuk aku jual kembali,” ungkapnya.
Warga Honggosoco, Mejobo, Kudus itu menceritakan, sebelum membuka usaha, pada tahun 2012 dirinya bekerja di Bank Danamon. Bekerja selama satu setengah tahun, dia pindah kerja ke perusahaan klaim asuransi di Kudus. Dan setelah menikah dia memberanikan diri membuka usaha penjualan aneka parfum.
“Aku memilih usaha penjualan parfum karena menurutku, parfum itu bukan kebutuhan utama namun kebanyakan orang pasti membeli parfum. Karena saat orang menyemprotkan parfum di badan atau pakaian, mereka jadi tambah percaya diri untuk berbaur dengan orang lain. Begitu juga saat tidak memakai parfum, mereka pasti minder, apalagi perempuan,” kata Harto.
Dia mengatakan, tokonya menyediakan aneka jenis parfum untuk pria maupun wanita. Parfum pria di antaranya, Blue Emotion, Dunhill, Bulgary Aqua dan lain sebagainya. Sedangkan parfum untuk wanita di antaranya Jello Style, Jello Platinum, Angel Heart Britney Fantasy dan lainnya. Menurutnya, semua parfum dijual dengan harga sama yakni Rp 1500 per miligram.
Usaha penjualan parfum tersebut diakuinya sudah lumayan memiliki pelanggan. Bahkan dari penjualan aneka parfum tersebut dirinya mengaku mampu meraup omzet sekitar Rp 7,5 juta sebulan. “Ibarat orang menanam padi, usahaku ini sudah balik modal dan aku tinggal menanti semai dan panennya saja,” ujarnya sambil tersenyum.
Harto menuturkan, tokonya buka setiap hari mulai pukul 9.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB. Selain menjual ecer dia juga melayani pembelian grosir. “Beberapa bulan terakhir aku juga mulai menjual parfumku melalui online. Dan semoga usaha aneka parfum yang aku jual makin diminati serta usahaku bisa makin berkembang,” harapnya.