SEPUTARKUDUS.COM, UMK – Ratusan orang berkerumun di depan panggung pementasan acara Apresiasi Sastra dan Diskusi bertajuk “Kreatif Itu Keren”, di Auditorium Universitas Muria Kudus (UMK), (31/1/2017) malam. Di baris kedua di depan panggung, terlihat seorang pria ngenakan sarung, jaket, dan peci hitam sedang khidmat menyaksikan pementasan dan mengikuti jalannya diskusi. Pria itu Muhammad Faizul Kamal (16). Dia mengaku rela terpisah dengan rombongan teman-temannya untuk mengikuti acara yang diselenggarakan Forum Apresiasi Sastra dan Budaya Kudus (Fasbuk).
Faizul, begitu dia akrab disapa, sudi berbagi cerita kepada Seputarkudus.com. Dia mengungkapkan, dirinya berangkat bersama teman-teman dari rumah. Karena teman-temannya memilih untuk ikut pengajian di Desa Pedawang, Bae, Kudus, dan tidak ada yang mau diajak akhirnya dia memisah dari rombongan teman-temannya demi keinginannya mendalami sastra.
“Tadinya saya berangkat sama teman-teman dari rumah, karena tidak ada yang mau saya ajak ke sini akhirnya saya memisahkan sendiri. Teman-teman saya memilih datang di pengajian di Desa Pedawang, tapi saya ingin kesini untuk belajar satra. Saya baru pertama kali ikut acara Fasbuk, tau acara ini dari pamflet di jalan,” ungkap warga Desa Tanjungrejo, Jekulo, Kudus itu.
Faizul mengaku senang dengan acara sastra, dan sudah beberapa kali ikut seminar sastra. Faizul juga mengapresiasi Fasbuk yang sudah menyelenggarakan acara-acara kesenian dan kesusastraan di Kudus. Menurutnya penting untuk para pemula seperti dirinya yang ingin belajar dan membutuhkan banyak ruang berdiskusi agar bisa terus berkembang.
Baca juga: Video: Sastrawan Aceh Mustafa Ismail ‘Meliuk-liuk’ Saat Membaca Puisi di Audit UMK
Dia juga mengungkapkan mulai suka sastra sejak masuk Madrasah Aliyah (MA) NU TBS Kudus. Minatnya pada sastra berawal dari diberi tugas menulis oleh guru, kemudian diberi kepercayaan menjadi ketua kegiatan pelatihan menulis di sekolah. Akhirnya dia mulai menyukai satra dan karyanya juga pernah dimuat di antologi puisi sekolahnya. Sampai saat ini dia suka menulis dan hampir setiap hari dia menulis cerpen atau puisi.
Karena ingin menjadi sastrawan, Faizul berencana setelah lulus dari MA NU TBS ingin melanjutkan kuliahnya di Jogja. Selain kuliah dia juga ingin belajar di pondok pesantren Hasyim Asy’ari Jogja, yang katanya pondok khusus penulis.
“Saya suka menulis belum lama, mulai masuk MA dan sekarang saya baru kelas dua. Saat ini saya baru mendalami satra, karena saya ingin jadi sastrawan. Setelah lulus MA saya ingin melanjutkan kuliah sastra di Jogja, dan belajar di pondok pesantren Hasyim Asy’ari Jogja, yang katanya pondok khusus penulis,”jelas anak terakhir dari lima bersaudara itu.
Faizul mengaku mengidolakan Buya Hamka, dia baru membaca satu buku karya Buya Hamka karena kesulitan mencari bukunya. “Saya kesulitan mencari bukunya, saya sudah keliling-keliling baru dapat satu buku di Gramedia. Kalau di Kudus sudah saya kelilingi juga tidak ada,” keluhnya.