SEPUTARKUDUS.COM, PAYAMAN – Hujan yang terjadi beberapa hari terakhir mengakibatkan beberapa daerah di Kudus terendam banjir. Satu di antaranya Desa Payaman, Kecamatan Mejobo, Kudus. Tak hanya persawahan, banjir juga menggenangi namun juga kolam ikan milik warga setempat. Satu di antara pemilik kolam ikan yakni Suyatno (35), yang harus merugi puluhan juta rupiah akibat ikan peliharaannya terbawa arus banjir.
Saat ditemui di sebuah warung, pria yang akrab disapa Yatno itu sudi berbagi penjelasan tentang usaha ternak ikannya kepada Seputarkudus.com. Dia mengatakan, hujan yang terus menerus mengguyur Kabapaten Kudus mengakibatkan dua kolam ikan lele, nila maupun ikan tombro miliknya terendam banjir. Karena hal tersebut ikan yang dia pelihara banyak lepas dan dirinya harus mengalami kerugian sekitar Rp 30 juta.
“Akibat banjir menenggelamkan dua kolamku, ikan lele yang aku pelihara dan sudah berusia tiga bulan hilang semua. Tak jauh beda, satu kolamku lainnya juga terendam banjir, namun karena aku pasangi keramba, kolam yang berisi ikan nila dan tombro tersebut masih ada yang tersisa. Tapi paling hanya 30 persenya saja,” keluh Yatno, beberapa hari lalu.
Pria yang sudah menekuni usaha ternak ikan selama empat tahun tersebut mengatakan, ikan lele yang dia peliahara sebenarnya akan segera dia panen. Ikan yang ada di dalam kolam dia perkirakan ada sebanyak 7 ribu ekor. Sedangkan kolam ikan nila dan tombro diberi bibit sebanyak 20 ribu ekor.
Menurutnya, bibit ikan lele tersebut bila dipanen bisa menghasilkan sekitar tujuh kwintal lele, dan dirinya bisa mendapatkan uang sekitar Rp 10 juta. Sedangkan ikan nila dan tombro saat panen, dia kalkulasi bisa meghasilkan ikan sebanyak satu ton, dan diperkirakan menghasilkan sekitar Rp 20 juta.
“Semua ikan peliharaanku tersebut rencananya akhir Februari bisa dipanen. Karena tengkulakku yang orang Juwana, Pati, sudah menghubungi agar bersiap memanen ikan yang aku pelihara. Selain sudah berumur, harga ikan di pasaran saat ini sedang tinggi. Saat ini sedang ada ombak besar dan banyak nelayan yang tidak melaut,” ungkapnya.
Karena kedua kolamnya tenggelam akibat banjir, Yatno saat ini mengaku bingung. Selama ini usaha ternak ikan yang dia tekuni bermodalkan uang pinjaman bank serta kerabatnya. Dia mengaku pusing, selain gagal panen dia juga harus memutar otak agar dapat pinjaman uang untuk melunasi hutang.
“Meski di musim ini ikanku banyak yang lepas dan aku rugi puluhan juta, aku anggap diriku lagi apes. Saat banjir sudah usai aku akan beternak ikan lagi dengan modal ikan yang masih ada serta minta pinjaman ke bank lagi. Syukur-syukur kalau dapat bantuan dari pemerintah terkait,” harap Yatno.