SEPUTARKUDUS.COM, KLUMPIT – Seorang pria mengenakan pakaian hitam serta celana pendek, sedang berdiri di sudut halaman rumah memberi makan burung Lovebird di dalam kandang. Pria tersebut bernama Muhammad Faidhur Rohman (23), mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus (UMK) yang berternak burung yang kini banyak digandrungi banyak kalangan. Berawal dari hobi itu, kini dia meraup omzet jutaan rupiah.
Hasil ternak burung Lovebird milik Faid, di Desa Klumpit, Kecamatan Gebog, Kudus. Foto: Sutopo Ahmad |
Kepada Seputarkudus.com, Faid begitu akrab disapa, menjual burung hasil ternak melalui jejaring media sosial via daring. Modal awal yang dia gunakan sebesar Rp 1,5 juta, dan kini omzetnya mencapai Rp 3 juta sebulan. “Burung hasil ternak ini saya melalui Facebook, BBM,
Whatshap, Line serta Instagram,” kata Faid saat ditemui di kediamannya, Desa Klumpit, Kecamatan Gebog, Kudus, belum lama ini.
Menurutnya,
berternak burung Lovebird tidaklah sulit. Dirinya cukup memberikan
makanan pokok biji milet setiap hari, serta jagung dan kangkung sebagai
segerannya. Dia menambahkan, untuk memberi makan anakan Lovebird
yang masih satu bulan, cukup diberi makan bubur SUN dan pur Cirvy warna hijau yang diblender.
Faid sedang memberikan makan pada Lovebird miliknya. Foto: Sutopo Ahmad |
Faid yang juga tergabung di Komunitas Lovebird Indonesia
Kudus (KLI-KU) menuturkan, awal memulai usaha berternak lovebird, dia
mengaku hanya memiliki dua pasang. Burung itu dia beli dari Solo. Sekarang dia sudah memiliki 25 pasang Lovebird
yang setiap bulan dapat menghasilkan 20-25 anakan yang siap jual. Faid
menambahkan bahwa dia menggeluti usaha ternak burung Lovebird tersebut sudah selama 4 tahun.
Lovebird, katanya, saat ini yang sangat diminati masyarakat kebanyakan paruh putih, misalnya jenis Lovebird Batman, Biru Mangsi, Violet SF, Violet DF, Pastel Biru
dan Pastel Vio. “Lovebird itu ada dua macam, Lovebird Klep dan Lovebird nonklep (kacamata). Lovebird klep
itu memiliki lingkaran mata yang berwarna putih yang sangat
tebal, sedangkan Lovebird non-kacamata lingkaran mata tersebut terlihat
tipis atau tidak ada sama sekali,” tambahnya.
Mahasiswa yang sebentar lagi akan menyandang gelar Sarjana Ekonomi itu menjelaskan, sebelum memulai usaha ternak Lovebird, Dirinya mengaku sempat berternak Kenari. Namun, usahanya itu tidak berjalan dengan baik, karena banyak burung kenari yang mati dan harganya murah.