BETANEWS.ID, PATI – Seperti biasanya, pagi itu puluhan petani garam di Desa Ketitang Wetan, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, menjalankan aktivitas di tambak. Apalagi saat ini harga garam yang relative tinggi, mereka melakukan produksi garam lebih maksimal lagi.
Namun ada yang berbeda pada Rabu (17/8/2022), yang bertepatan dengan HUT ke-77 Kemerdekaan RI, mereka berhenti sejenak dari aktivitas untuk melakukan upacara bendera menjelang Detik-detik Proklamasi.
![](https://i0.wp.com/betanews.id/wp-content/uploads/2022/08/20220817_upacara-hut-ri-petani-garam-1.jpg?resize=600%2C380&ssl=1)
Baca juga: Gelar Upacara HUT RI, Warga Kampung Jawi Kenakan Baju Adat Jawa
Mereka kemudian berkumpul dan berbaris di pematang tambak untuk mengikuti upacara dengan mengenakan caping yang dicat merah putih. Sedangkan bamboo digunakan untuk tiang bendera pada kesempatan tersebut.
Dipimpin oleh salah satu petani yang menjadi komandan upacara, mereka kemudian memberikan penghormatan kepada Sang Saka Merah Putih. Peserta upacara juga menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kemudian, petugas juga membacakan teks Proklamasi serta mengheningkan cipta, untuk menghormati jasa para pahlawan.
Sariyadi, salah satu petani garam mengungkapkan, upacara bendera tersebut digelar secara dadakan dalam rangka memperingati HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia.
“Walaupun setiap hari kami bergelut di tambak membuat garam, tetapi kecintaan kami sebagai petani terhadap NKRI tetap nomor satu,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Ketitang Wetan Ali Muntoha yang menjadi inspektur upacara mengatakan, karena warganya mayoritas adalah petani garam, dan setiap harinya beraktivitas di tambak, maka upacara HUT RI dadakan digelar di tambak.
“Dengan adanya upacara bendera ini, para warga, para petaini tidak lupa bagaimana susahnya merebut kemerdekaan Republik Indonesia,” ungkapnya.
Baca juga: Jelang HUT RI, Bendera Merah Putih Berkibar di Piramidanya Bukit Patiayam
Ia berharap, dengan moment kemerdekaan RI ini, harga garam juga tetap relatif tinggi, sehingga petani bisa sejahtera.
Usai melaksanakan upacara, para petani pun kembali beraktivitas seperti biasanya, yakni membuat garam.
Editor: Kholistiono