Home SENI Solidaritas Alumni dan Siswa ODM Hidupkan Semangat Djamhari Lewat Film Pendek

Solidaritas Alumni dan Siswa ODM Hidupkan Semangat Djamhari Lewat Film Pendek

0
Anak-anak ODM sedang membuat film pendek bertema kretek. Foto: Ist

BETANEWS.ID, KUDUS – Semangat kebersamaan dan pelestarian budaya kembali ditunjukkan oleh Omah Dongeng Marwah (ODM), sebuah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Kudus yang sejak awal dikenal aktif melestarikan tradisi mendongeng. Tahun ini, ODM memproduksi film pendek bertema kretek yang mengangkat kisah tokoh bersejarah Djamhari, penemu kretek dari Kudus.

Proses syuting film ini dilakukan selama bulan Mei 2025 di beberapa lokasi di Kudus. Film ini tidak sekadar menjadi ajang berkreasi, tetapi juga menjadi wujud solidaritas lintas generasi antara alumni dan siswa ODM. “Anak-anak ODM memang berprestasi, tapi yang membuat proses film ini bisa terwujud adalah karena solidaritas yang tinggi antara alumni dan siswa saat ini,” ujar Ervina Dwi Styaningrum, alumni ODM yang kini menempuh pendidikan di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo dan terlibat langsung dalam produksi film sebagai sutradara.

Sosok Djamhari dipilih karena latar belakangnya sebagai anak dari keluarga pedagang ulet, karakter yang lekat dengan masyarakat Kudus. Nilai perjuangan, kerja keras, dan kemandirian menjadi pesan utama yang ingin disampaikan melalui film ini.

Baca juga: Peringati HUT ke-9, ODM Gelar Srawung Sembilan Tahun Mendongeng

Gravilla Aryasatya Kenzie, mahasiswa Institut Kesenian Jakarta (IKJ) yang sejak SMA aktif dalam kegiatan perfilman ODM, mengaku merasakan dorongan kuat untuk ikut terlibat saat mendengar ajakan dari Vina. “Kayak ada magisnya gitu. Begitu dikabari Kak Vina, langsung semangat buat ikut produksi film bareng,” ungkapnya.

Radian Pasha Bimantara, siswa ODM yang ingin melanjutkan kuliah di jurusan Film dan Televisi (FTV) atau Desain Komunikasi Visual (DKV), menambahkan bahwa kerja tim menjadi kunci kelancaran produksi. “Ketika buat film ini kita ada jobdesk masing-masing, jadi ketika produksi dimulai bisa efektif,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan Febi, siswa ODM lainnya, yang melihat proses produksi film sebagai momen pembelajaran sekaligus kebersamaan. “Selain menyenangkan, ini juga jadi salah satu proyek sekaligus momen reuni kakak-kakak alumni ODM yang sekalian mengajarkan adik-adiknya cara membuat film,” tuturnya.

Kepala PKBM ODM, Edy Supratno, turut mengapresiasi keterlibatan para alumni. “Bagi saya, proses pembuatan film ini adalah satu bukti tentang solidaritas sebuah komunitas. Nilai-nilai solidaritas itu tampak dari keterpanggilan alumni ODM. Buktinya, mereka yang berada di Jakarta, Semarang, dan Solo mau datang ke Kudus demi kesuksesan pembuatan film ini,” ujarnya.

Proses produksi film ini juga melibatkan teman-teman dari Forum OSIS Kudus, menjadikannya sebagai proyek kolaboratif yang mempertemukan semangat seni, edukasi, dan budaya.

Baca juga: Kretek Kudus Akan Difilmkan, Target Tembus Festival Internasional

Film bertema kretek ini rencananya akan diikutkan dalam Festival Film Folklore 2025 yang diselenggarakan oleh Kampung Budaya Piji Wetan (KBPW). Festival ini merupakan kelanjutan dari kegiatan serupa yang pernah digelar pada 2023, dan kembali hadir dengan semangat baru untuk memberikan ruang ekspresi kreatif bagi generasi muda, khususnya dalam bentuk film pendek fiksi yang mengangkat cerita rakyat (folklor) lokal.

Tahun ini, festival mengangkat tiga tema utama yang memiliki keterkaitan erat dengan identitas budaya masyarakat Kudus dan sekitarnya, yakni cerita-cerita dari wilayah Muria, kehidupan para santri, serta budaya kretek. Melalui ketiga elemen ini, festival ingin mendorong sineas muda untuk mengeksplorasi kembali nilai-nilai lokal yang kaya akan sejarah dan kearifan.

Penyelenggaraan festival ini juga bertujuan membangun kesadaran kolektif akan pentingnya merawat cerita rakyat sebagai sumber inspirasi dan identitas budaya. Dengan media film, diharapkan lahir karya-karya visual yang tidak hanya menarik secara estetis, tetapi juga mampu menghidupkan kembali ingatan publik terhadap warisan budaya yang bernilai.

Editor: Haikal Rosyada

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version