BETANEWS.ID, KUDUS – Tumpukan kardus terlihat di dalam rumah produksi Gotri Bakery, Jalan Raden Ayu Mlati, Desa Mlati Kidul, Kecamatan/Kabupaten Kudus. Tampak kue bolu yang telah dioven dan siap dikemas tampak terjajar di ruang tamu. Salahs atu orang yang tampak sibuk mengemas kue-kue itu adalah sang pemilik usaha, Prihatin (43).
Di sela-sela kesibukannya, dia bersedia menjelaskan usaha yang dirintis sejak 2011 lalu. Dalam ceritanya, Gotry Bakery dimulai usai dia resign kerja dari toko bahan kue di Semarang pada 2010.
“Setelah saya putuskan resign dari pekerjaan saya di toko bahan kue di Semarang 2002-2010, kemudian saya pindah ke Kudus coba lamar kerja sana-sini tapi, tidak ada panggilan,” ucapnya, Rabu (28/02/2024).
Baca juga: Risa Buktikan Ibu Rumah Tangga juga Bisa Rintis Bisnis Kuliner yang Kini Makin Menjanjikan
Karena tak kunjung dapat panggilan kerja, Prihatin pun memutuskan untuk membuka usaha sendiri melalui bekal ilmu dari kerja di toko bahan kue. Usaha itu ia mulai dengan menitipkan kue-kue hasil buatannya di toko-toko kue di Kudus.
“Saya sebelumnya nggak punya kenalan siapa-siapa di Kudus, nggak tahu orang sini tuh sukanya yang gimana kuenya. Tapi, saya coba buat dan titip ke toko-toko saat itu ada sekitar 11 toko yang saya titipi produk. Dengan menggunakan motor keliling gitu, selama kurang lebih dari tahun 2011-2016an,” jelasnya.
Dirinya menyebut, setelah keliling selama kurang lebih lima tahun, kemudian pada tahun berikutnya dia memutuskan untuk fokus produksi di rumah dengan melayani pesanan. Sebab, merasa sudah tidak bisa melayani pesanan kastemer yang banyak meminta pagi hari.
“Sambil jualan keliling setor itu nyicil juga peralatan masak, jadi dicicil sedikit demi sedikit,” beber Prihatin.
Baca juga: Kejelian Erwin Rintis Usaha Playground Indoor, Pesaing Jarang dan Selalu Ramai Anak-Anak
Sementara itu, nama Gotri diambil dari kata bahasa inggris go yang berarti pergi dan tri berarti angka tiga. Dirinya mengatakan ada pesan tersendiri yang ingin dirinya sampaikan.
“Ada tiga tujuan yang ingin saya capai, yang pertama usaha ini untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Kedua, membantu masyarakat sekitar secara ekonomi. Ketiga, berdakwah sebab dakwah tidak hanya ceramah di atas mimbar. Menyebar kebaikan dengan seperti ini juga termasuk dakwah,” ungkapnya.
Editor: Ahmad Muhlisin