BETANEWS.ID, KUDUS – Banjir di Kabupaten Kudus sudah mulai surut dan para pengungsi sudah pulang ke rumahnya. Namun, area persawahan di Kota Kretek masih terendam banjir. Ribuan hektare tanaman padi pun gagal panen dan bayangan masa paceklik di depan mata.
Hal itu membuat tiga perempuan lanjut usia mengais padi sisa panen padi yang kebanjiran di tepi jalan antara Desa Wates dan Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan. Sementara di sampingnya, ribuan hektare hamparan sawah terendam banjir.
Di bawah terik matahari, tangan keriput tiga perempuan yang dibalut kaus kaki memilah-memilah jerami, berharap ada rentekan padi meski hanya sedikit.
Baca juga: Nelangsanya Karniyanto, Padinya Tak Laku Karena Kebanjiran, Modal Rp90 Juta Melayang
Salah satu pengais padi itu adalah Sunarti (70). Menurutnya, mengais sisa panen padi untuk memenuhi kebutuhan. Apalagi ini banyak sekali tanaman padi yang terendam banjir, dan gagal panen, sehingga gabah sisa panen dan banjir ini pun sangat berharga.
“Ngasak gabah ini, Mas. Hasilnya nanti dikumpulkan dan diselep untuk dimakan dan ada yang dijual,” ujar Narti kepada Betanews.id, Rabu (27/3/2024).
Dia mengatakan, terpaksa mengais gabah sisa panen karena tidak mampu secara ekonomi. Apabila tidak mengais gabah bisa tidak makan.
“Soalnya saya juga tidak dapat bantuan. Ada pembagian beras dari pemerintah juga tak pernah dapat,” beber warga Desa Medini, Kecamatan Undaan tersebut.
Hal senada juga dikatakan oleh tetangganya yang juga mengais gabah yakni Rasemi. Karena tak punya sawah, dia pun mengais padi sisa panen dan banjir, meski diakuinya hasilnya tidaklah seberapa.
“Sehari mengais paling mendapatkan tiga sampai empat kilogram gabah. Nantinya gabah itu dijemur dan dikumpulkan tiga atau empat hari. Setelah itu diselep dan berasnya untuk dimakan dan sebagian dijual untuk kebutuhan,” ujarnya.
Baca juga: Banjir Kudus Rendam 3,8 Ribu Ha Sawah, Kerugian Petani Capai Rp65,7 M
Menurutnya, mengais gabah tersebut harus dilakukannya agar tetap bisa makan. Apalagi, banyak tanaman padi yang terendam banjir dan gagal panen. Sementara dirinya juga tak dapat bantuan beras dari pemerintah, meski tidak mampu.
“Jika tidak bisa tidak makan. Sebab kami juga tidak dapat bantuan beras dari pemerintah,” bebernya.
Dia pun berharap, pemerintah peduli kepada rakyat miskin seperti dirinya. Pemberian bantuan tepat sasaran. Bukan malah yang mampu dapat bantuan, sementara warga tidak mampu tidak dapat sama sekali.
Editor: Ahmad Muhlisin