BETANEWS.ID, KUDUS – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) saat ini tengah melakukan kegiatan penelitian di Bukit Patiayam. Beberapa tim yang dikerahkan untuk mencari data baru di Bukit Patiayam dari berbagai organisasi, yang melibatkan warga lokal, CPAS (Centre for Prehistory dan Austronesian Studies), hingga mahasiswa Departemen Arkeologi FIB-UGM.
Penelitian tersebut dipimpin langsung oleh Prof Truman Simanjuntak, pakar prasejarah senior yang juga mengepalai lembaga CPAS, Yayasan Pusat Studi Prasejarah dan Austronesia.
Peneliti CPAS Indonesia, Mirza Ansyori, mengatakan, penelitian diawali dengan survei lokasi bersama warga sekitar sejak November 2023 lalu. Sementara untuk tahap eskavasi atau pengumpulan data dimulai sejak 8 Januari 2024. Rencananya eskavasi yang dilakukan diharapkan rampung hingga 20 Januari 2024 nanti.
Baca juga: Sosok Ari Mustakim, Warga Terban Penemu Hampir 700 Fosil di Situs Patiayam
“Untuk saat ini masih dalam tahap pengumpulan data dan analisis fosil. Proses pengumpulan data ini sampai berapa persen belum bisa dipastikan, karena kita harus menggali tinggalan arkeologi yang tertimbun,” bebernya saat ditemui di rumah salah satu warga Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Mustakim, Rabu (17/1/2024).
Sejauh ini, kata Mirza, proses pengumpulan data yang sudah ditemukan berupa fosil gajah dan fosil kerbau. Temuan tersebut ada beberapa fragmen, salah satunya adalah fragmen gigi yang dapat diketahui atau dikenali, bahwa fosil tersebut adalah fosil gajah dan kerbau dan ditemukan di titik yang berbeda.
“Kita juga belum ke tahap analisis fosil, sehingga saat ini temuan fosil itu dikenali dari fragmen giginya. Sebab gigi hewan mempunyai perbedaan yang bisa diketahui dengan mudah,” jelasnya.
Peneliti lain, Ruly Fauzy, menuturkan, ada beberapa bidang atau multi disiplin yang dikerahkan untuk penelitian di Bukit Patiayam tersebut, di antaranya meliputi bidang geologi, antropologi, dan paleontologi. Ia pun menyebut, temuan fosil gajah di Bukit Patiayam berjenis eleves.
Baca juga: Total Koleksi Museum Patiayam Kini Capai 10.800 Fosil
“Untuk kesulitan dan kendala, sejauh ini belum ada ya. Mungkin cuaca panas, tapi hal itu masih wajar. Berbeda lagi kalau hujan, akan mempersulit proses eskavasi, karena kondisinya yang licin,” terang Rully.
Sementara Ketua Tim Riset BRIN, Retno Handini, menambahkan, pihaknya saat ini sedang melakukan penelitian di dua titik, yakni di Situs Lowean dan Situs Srumpit. Ia mengaku hasil eskavasi yang dilakukan itu menemukan beberapa indikasi temuan fosil.
“Kita ingin penelitian ini memberikan hasil pembaruan dari pada yang sudah dilakukan oleh ahli-ahli sebelumnya, minimal kita bisa tahu kronologi usia, hunian situs ini,” ungkapnya saat dihubungi melalui telepon.
Retno pun menjelaskan, dengan metode dating yang dilakukan diharapkan bisa menjawab bahwa Situs Bukit Patiayam sudah ada sejak jutaan tahun lalu, yang dapat di pertanggungjawabkan secara ilmiah.
Editor: Ahmad Muhlisin