Annisya juga ditanya alamat rumah dan diminta untuk membuka masker agar terlihat wajahnya. Dia hanya mengaku bahwa dirinya asli orang Kudus.
“Beliau juga tanya, ‘rumahmu mana?’ ‘Rumah saya Kudus, Bu’. ‘Rumahmu mana?’ ‘Saya asli Kudus, Bu, di Getas’. Terus sebelum pergi beliau meminta saya membuka masker. ‘Buka re maskermu, saya pengen tahu wajahmu’. Setelah saya buka, beliau terus mlengos pergi,” tambahnya.
Baca juga: Hanya Karena Melaksanakan KKL, Dosen PGSD UMK Dipecat
Diberitakan sebelunya, Annisya’ berpidato dalam Pelepasan Wisudawan dan Wisudawati PGSD menyelipkan puisi untuk Siti Masfuah, dosen PGSD yang telah dipecat. Dia memberanikan diri membacakan puisi dukungan itu, karena dosennya itu sangat berjasa.
Annisy’a didapuk mewakili wisudawan untuk menyampaikan pidato di acara yang digelar di Auditorium UMK, Selasa (9/5/2023), karena menjadi wisudawan terbaik. Dia bersama dengan mahasiswa lain, khususnya mahasiswa PGSD, mengaku sangat kehilangan atas pemecatan Siti Masfuah, yang juga menjadi Ketua Program Studi (Kaprodi) PGSD, tempat dirinya belajar.
Pemecatan terhadap Siti Masfuah telah dicabut oleh Yayasan Pembina UMK pada 15 Mei 2023. Status Masfuah sebagai Kaprodi PGSD dan dosen tetap juga dikembalikan. Dirinya pun telah kembali ke UMK pada 16 Mei 2023, dan disambut gembira para dosen dan mahasiswa di PGSD.
Baca juga: Inilah Jawaban WR 1 UMK yang Dituduh ‘Intimidasi’ Mahasiswi PGSD
Sementara itu, Wakil Rektor (WR) 1 UMK, Sulistyowati tak menampik dirinya telah menghampiri Annisya’ Qona’ah, mahasiswi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) pada acara gladi bersih wisuda di UMK, Senin (29/5/2023). Namun hal itu ia lakukan hanya untuk memastikan Annisya tidak lagi membaca puisi wisuda yang akan digelar besok (30/5/2023).
Editor: Suwoko