BETANEWS.ID, SOLO – Tiwul, makanan yang terbuat dari ketela bisa naik kelas jika berada di tangan yang tepat. Bahkan, makanan jadul ini bisa jadi kue kekinian yang punya cita rasa unik dan banyak digandrungi anak muda.
Salah satu yang bisa mengolah tiwul itu adalah Arin Herlawati. Di tangan warga Wonogiri itu tiwul bisa disulap menjadi brownies, cheese cake, cookies, serta kue-kue kering lainnya.

“Wonogiri kan terkenal kota gaplek ya. Jadi bagaimana kita itu bisa bikin bahan bakunya bisa tetep tiwul asli, tidak pakai terigu tapi bisa disukai oleh semua kalangan,” katanya saat ditemui di Pura Mangkunegaran, Sabtu (25/2/2023).
Baca juga: Warung Baksonya Sering Diganggu Saingan Bisnis, Tiyono: ‘Sopo Seng Nandur Bakal Ngunduh’
Dibalik kesuksesannya, Arin mengaku mengambil langkah yang cukup besar. Sebelum memulai usaha kuliner pada 2019 lalu, ia bekerja di sebuah BMT sebagai manajer, serta memiliki usaha konveksi.
“Sebelumnya saya usaha juga di konfeksi, cuma pengen ke kuliner ini karena di konveksi cashflow-nya agak lambat sih. Jadi orang pesen dari produksi sampai terakhir itu kan minimal satu bulan, baru kita dapat uang. Padahal pengeluarannya gede,” katanya.
Terlebih, ketika membeli bahan terkadang ia harus mengutang terlebih dahulu, berbeda dengan olahan pangan yang bisa dilakukan kapan saja dan biaya yang dibutuhkan lebih sedikit. Sehingga saat itu, ia ingin fokus dan memilih resign dari pekerjaannya di BMT yang sudah ia jalani selama 4 tahun.
“Alhamdulillah ramai ya. Kita launching di sosmed lumayan ramai. Cuma kemudian pandemi itu, kita langsung lengkapi secara legalnya kan kita langsung lengkapi perizinannya dari PIRT dan sertifikasi halal kita langsung buat dan baru jadi halalnya,” ceritanya.
Pada pandemi Covid-19, Arin juga mengalami jatuh bangun. Ia memperkirakan, pemasukannya saat terjadi pandemi turun sebanyak 70 persen.
“Karena kan pasar saya biasanya yang mudik atau yang mau cari oleh-oleh untuk dibawa pulang. Nah pas pandemi itu kan orang nggak bisa ke mana-mana ya,” katanya.
Setelah pandemi berakhir, Arin merintis kembali usaha kulinernya. Ia rajin mengikuti event-event dan workshop agar produk kekinian dari bahan baku tiwul-nya dilihat dan diminati, khususnya anak muda.
Arin berharap, banyak anak muda yang menyukai tiwul dengan olahan yang dibuat sedemikian rupa. Selain itu, ia juga mengajak anak muda untuk menggali potensi lokal agar bisa di-upgrade.
Editor: Ahmad Muhlisin