Proses awal trial embankment, kata Indah, bambu akan dipancang secara vertikal di permukaan tanah lunak sebagai cerucuk. Kemudian di atas cerucuk akan dipasang matras bambu yang telah dirakit menggunakan tali.

Setelah cerucuk dan matras bambu terpasang, proses selanjutnya yakni Prefabricated Vertical Drain (PVD). Proses ini berfungsi untuk mengeluarkan air tanah agar konsolidasi tanah bisa dipercepat. Setelah itu, proses selanjutnya yani pemasangan geotube dan kemudian penimbunan pasir sebagai bantalan struktur jalan tol.
“Ini saya sekaligus ingin meluruskan anggarapan masyarakat, yang menganggap jalan tol ini nanti akan dibangun dengan bambu. Anggapan ini tidak benar, karena bambu ini hanya digunakan sebagi self improvement,” tutur Indah.
Indah mengungkapkan, penerapan teknologi bambu di atas laut tidaklah mudah. Para pekerja harus berjibaku untuk mengendalikan bambu yang mengapung di lokasi yang telah ditentukan. Belum lagi mereka harus berhadapan dengan cuaca yang tidak menentu dan angin yang kerap kali berhembus sangat kencang.
Penggunaan alat beratpun menjadi tantangan tersendiri, karena harus mengoperasikannya di atas permukaan laut yang tak jarang dihempas gelombang tinggi. Oleh karena itu, pantauan cuaca dan gelombang laut dari BMKG menjadi instrumen penting dalam pelaksanaan proses ini.