Banjir Bandang Desa Wonosoco Paling Parah

Berdasarkan data yang dimiliki, Budi menjelaskan, banjir bandang di Wonosoco terjadi sejak tahun 2010. Di tahun sebelumnya belum pernah ada banjir bandang.
Dia menambahkan, untuk banjir bandang yang tergolong parah pernah terjadi tiga kali. Pertama terjadi pada tahun 2010, saat ada pembangunan desa wisata. Kemudian tahun 2017 terdapat sejumlah rumah yang roboh. Dan pada tahun 2018, ada satu korban jiwa.
“Kalau roboh itu hanya satu, yang kebetulan itu di bibir sungai dan bangunannya tidak permanen. Untuk korban jiwa, bukan warga sini. Kalau warga sini Alhamdulillah sudah tahu, sudah bisa antisipasi,” kata Budi.
Sungai-sungai yang ada di Desa Wonosoco, kata Budi, merupakan sungai yang terbentuk secara alami. Masyarakat di desanya sejak dulu mengikuti pola aliran sungai untuk membuat permukiman. Ada banyak warga membangun rumah di tepi sungai-sungai tersebut. Oleh pemerintah desa, sungai-sungai tersebut diperkuat dengan struktur beton agar tidak jebol.
Budi menceritakan, begitu ada ada hujan turun, pihaknya segera memberikan imbauan. Imbauan itu diberikan, terlebih jika hujan terjadi cukup lama. Hal itu sudah menjadi kebiasaan, ketika debit air sungai meningkat, warga segera diminta kembali kerumah masing-masing.
“Was-was iya, cuma sudah terbiasa. Tapi kalau yang namanya bencana itu kan tidak bisa kita prediksi. Yang paling kita kawatirkan kalau datangnya tengah malam,” jelasnya.