Home LIPSUS Jelang Satu Abad, Kerajaan Bisnis Oei Tiong Ham Concern Runtuh di Tangan...

Jelang Satu Abad, Kerajaan Bisnis Oei Tiong Ham Concern Runtuh di Tangan Bung Karno (6/6)

Menjelang satu abad, tepatnya kurang tiga tahun, perusahaan Oei Tiong Ham Concern runtuh. Ada banyak faktor yang mempengaruhi runtuhnya kerajaan bisnis orang terkaya di Asia Tenggara tersebut. Puncaknya, pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan milik Oei Tiong Ham itu.

0

Oei Tiong Ham Concern adalah sebuah korporasi besar dengan kapitalisasi yang modal yang bisa dikatakan tak terbatas pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Bahkan, persuhaan dengan lini bisnis di pelbagai bidang ini, menjadi perusahaan terbesar di Asia Tenggara pada abad ke-19.

Prof. Wasino, Guru Besar Jurusan Sejarah Unnes. Foto: Kaerul Umam

Komoditas terbesar yang dikelola oleh perusahaan milik Oei Tiong Ham ini, adalah produksi dan penjualan gula. Tak hanya melakukan penjualan di dalam negeri, perusahaan yang setidaknya memiliki lima pabrik gula ini juga melakukan ekspor.

Tapi Oei Tiong Ham pada tahun 1914 sampai 1918 itu masih bisa bertahan. Kemudian di tahun 1918 itu juga ada yang namanya flu Spanyol, saya lihat data komoditas gula itu, mengalami penurunan ekspor

Prof. Wasino, Guru Besar Jurusan Sejarah di Unnes

Selain komoditas gula, perusahaan yang awalnya bernama Kian Gwan ini, juga merambah ke pengolahan tapioka, kopi, perkapalan, properti, dan sejumlah bisnis lainnya. Oei Tiong Ham Concern juga tak hanya memiliki perushaan di dalam negeri, tapi juga memiliki sejumlah cabang di negara-negara Asia, Eropa dan Amerika Serikat.

Kepada Tim Liputan Khuusus Beta News, Guru Besar Jurusan Sejarah di Universitas Negeri Semarang (Unnes), Prof. Wasino menjelaskan, Oei Tiong Ham Concern mampu melewati sejumlah fase sulit, dan mampu bertahan hingga menjelang satu abad.

Menurutnya, ada sejumlah faktor yang membuat perusahaan milik Oei Tiong Ham ini kemudian runtuh di masa awal kemerdekaan Indonesia. Sejumlah faktor tersebut di antaranya, terjadinya perang dunia pertama.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version