Dia menjelaskan, dipilihnya Oei Tjong Tjay lantaran anak tersebut sekolah di Belanda. Dia dianggap mempunyai ketrampilan bisnis yang mumpuni, walau secara praktik belum bisa seandal kakaknya.
“Di sinilah perusahaan Oei Tiong Ham Concern mulai goyah. Terlebih lagi adanya oleh iklim politik di Indonesia yang baru merdeka. Ketika Soekarno menjadi presiden, dia ingin menerapkan nasionalisasi. Jadi kekayaan perusahaan-perusahan swasta ini ingin diambil alih oleh negara,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Rukardi, ada sentimen rasialisme pada awal-awal kemerdekaan itu, perusahaan Oei Tiong Ham yang berjaya pada masa kolonial Belanda, dianggap sebagai antek kolonial. Kemudian perusahaan tersebut menjadi target.
“Puncaknya itu ya ketika negara menggugat perusahaan Oei Tiong Ham ke pengadilan ekonomi Semarang. Nah maka diputuskan pada tahun 1961 seluruh aset perusahaan Oei Tiong Ham Cencern di Indonesia dinasonalisasi oleh negara, dan tamatlah riwayat Oei Tiong Ham Concern yang berawal dari Kian Gwan, hanya tiga tahun menjelang ulang tahun satu abadnya,” katanya.
Tim Lipsus 10 – Dafi Yusuf (Reporter/Host) Rabu Sipan, Ahmad Rosyidi, Kaerul Umam Reporter/Videographer), Suwoko (News Editor), Andi Sugiarto (Video Editor), Manarul Hidayat (Videographic) Lisa Mayna Wulandari (Translator), Ludfi Karmila (Transkriptor), Dian Ari Wakhidi (Crew).