Oei Tiong Ham menghabiskan masa kecil hingga remajanya di rumah yang dijuluki ‘Istana Pamularsih’ itu. Oei Tiong Ham merupakan anak pertama dari Oei Tjie Sien dan Tjan Bien Ni.

Ditemui di lokasi rumah peninggalan Oei Tjie Sien, Ketua RT 4 Kelurahan Bokongsalaman, Petrus Widodo mengatakan, rumah tersebut dulu memang milik ayah Oei Tiong Ham. Tak memungkiri, kondisi rumah milik orang tua Oei Tiong Ham tersebut kini kondisinya semakin parah.

“Kata orang memang begitu (rumah peninggalan Oei Tjie Sien). Semua (bagian rumah) masih asli,” ujar Petrus kepada Tim Liputan Khusus Beta News, beberapa waktu lalu.

Rumah tersebut, katanya, kini ditempati warga. Kondisi rumah yang rusak cukup parah terjadi karena memang belum ada perbaikan. Warga yang menempati rumah tersebut tak bisa memperbaiki, karena tak mampu.

“Nuwun sewu, warga di sini dari kalangan kurang mampu. Bagaimana mau memperbaiki kalau tidak mampu,” tuturnya.

- advertisement -

Ditemui di lokasi terpisah, sejarawan asal Kota Semarang, Tjahjono Rahardjo mengatakan, bangunan peninggalan orang tua Oei Tiong Ham tersebut adalah bangunan cagar budaya. Bangunan bersejarah tersebut selayaknya mendapat perhatian.

“Di sana memang ada masalah sosial, karena sudah ditempati warga turun-temurun. Kalau pun harus meminta mereka untuk pindah, bukan sesuatu yang gampang,” tutur Tjahjono saat ditemui di gedung Monodius, Kota Lama Semarang, beberapa waktu lalu.

Tjahjono menjelaskan, selain rumah di bukit Simongan tersebut, Oei Tiong Ham juga memiliki satu istana lagi di Jalan Veteran, Kapung Gergaji, Kota Semarang. “Istana Gergaji” tersebut kini telah menjadi kantor OJK.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini