
Lebih lanjut Agus menjelaskan, struktur tanah yang ada di bekas Selat Muria sangat tidak stabil. Wilayah yang dulu menjadi Selat Muria bisa dilihat saat terjadi banjir besar, banyak wilayah di Kudus, Pati, dan Sayung, terendam.
Konteks waktu pembentukan pegunungan kapur yang ada di Pegunungan Kendeng, kata Agus, merupakan konteks geologi. Jika ingin melihat proses pembentukan pegunungan kapur yang sama seperti Pegunungan Kendeng, bisa melihatnya di Wakatobi.
“Kalau menyelam ke Pulau Seribu, di Wakatobi, itu bisa dilihat awal pembentukan pegunungan kapur. Puluhan juta tahun ke depan, terumbu yang terbentuk dari kalsium itu lama-lama akan terangkat ke permukaan menjadi pegunungan,” tuturnya.
Dia menjelaskan, kandungan material yang ada di pegunungan kapur, hanya berupa kapur, tidak ada yang lain. Material tersebut banyak dimanfaatkan untuk banyak industri, di antaranya untuk banyak pasta gigi, kertas, kosmetik, dan semen.
“Di wilayah Kecamatan Sukolilo saat ini ada penambangan batu kapur. Sejauh ini penambangan di sana hanya untuk material bangunan dan urugan. Tapi material kapur yang ada di sana sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk banyak produk industri,” katanya.
Salah Penyebutan Pegunungan Kendeng
Penamaan untuk deretan pegunungan kapur yang membentang di utara Jawa, kata Agus, bukan Pegunungan Kendeng. Nama Kendeng, menurut Agus, adalah deretan pegunungan kapur di wilayah selatan Purwodadi hingga ke Nganjuk. Dia menyebutkan, Pegunungan Kendeng ada deretan perbukitan dan gunung-gunung kecil di Toroh, Gundih, Sangiran, hingga Nganjuk.
“Jadi Gunung Kendeng itu tidak ada di wilayah Pati, Kudus, itu tidak ada. Pegunungan Kendeng itu adanya di Nganjuk. Ini penamaan secara geografis. Jadi kalau yang dimaksud pegunungan kapur untuk di Sukolilo, Tambakromo, hingga ke Wirosari (Rembang) itu pegunungan kapur utara,” katanya.
Namun, saat ini, katanya, banyak masyarakat di Pati dan sekitarnya, menyebut deretan pebunungan kapur di wilayah mereka sebagai Pegunungan Kendeng utara. Menurt Agus, penamaan itu hanya penyebutan umum dalam konteks sosial penolakan pabrik semen.
“Jadi penyebutan itu ada setelah ada rencana pembangunan pabrik semen di pegunungan kapur di Pati dan Rembang. Itu penyebutan umum, konteksnya ya semen. Sebelum ada isu semen di Pati dan Rembang, penyebutan Kendeng untuk pegunungan kapur di sana belum muncul,” tuturnya.
Tim Lipsus 9 – Rabu Sipan (Reporter/Host), Ahmad Rosyidi, Kaerul Umam Reporter/Videographer), Suwoko (News Editor), Andi Sugiarto (Video Editor), Manarul Hidayat (Videographic) Lisa Mayna Wulandari (Translator), Ludfi Karmila (Transkriptor), Dian Ari Wakhidi (Crew).