BETANEWS.ID, KUDUS – Bau tak sedap dan menyengat tercium di jembatan penyeberangan yang menghubungkan antara Taman Bojana dan pusat perbelanjaan Ramayana, Kudus. Bau tak sedap tersebut berasal dari tumpukan sampah, yang beberapa di antaranya terdapat alat suntik bekas dan alat tes swab antigen.
Saat ditanya, Malkan, seorang juru parkir Taman Bojana, mengaku tidak mengetahui di jembatan tersebut banyak sampah. Apalagi sampah limbah medis. Ia menuturkan, tidak tahu siapa yang membuangnya. Sebab selama kerja ia tidak pernah naik ke atas jembatan.
Baca juga: Pimpin Apel di Alun-Alun Kudus, Pangdam: ‘Obat Covid-19 Itu Masker’
“Saya tidak tahu siapa yang membuang sampah di atas jembatan itu. Saya kalau kerja ya di tempat parkir Taman Bojana saja. Tidak pernah saya naik ke jembatan,” ujar Malkan kepada Betanews.id, Senin (7/6/2021).
Diberitakan sebelumnya, sejumlah kegiatan terkait penanganan lonjakan Covid-19 dilaksanakan di kawasan Alun-alun Simpang Tujuh, Kudus, tak jauh dari lokasi jembatan tersebut. Di antaranya, apel penanganan Covid-19 pada Jumat (4/6/2021).
Melonjaknya kasus Covid-19 di Kudus membuat Pemkab Kudus menempuh sejumlah kebijakan. Pemkab, di antaranya melakukan penyekatan di sejumlah akses masuk Kudus dan melakukan tes swab antigen di sejumlah tempat. Hingga saat ini, berdasarkan data terakhir mencatat ada 1.694 kasus aktif Covid-19 di Kabupaten Kudus.
Ditemui terpisah, Tri Retno Pujiani (27), Sanitarian Rumah Sakit Aisyiyah Kudus, menuturkan, limbah medis itu termasuk limbah infeksius. Sehingga sangat berbahaya jika dibuang sembarangan. Sebab dampaknya bisa mencemari lingkungan. Atau bahkan bisa membahayakan masyarakat sekitar.
“Limbah medis itu tidak boleh dibuang sembarangan, sangat berbahaya. Bisa mencemari lingkungan dan masyarakat sekitar. Apalagi itu ada alat test swab antigen, jadi sangat berbahaya sekali itu,” ujar perempuan yang akrab Yani tersebut.
Baca juga: Hartopo Diberi ‘Ultimatum’ Turunkan Kasus Covid-19 Dalam Dua Pekan
Perempuan yang mengabdi di RS Aisyiyah Kudus sejak 2016 itu menjelaskan, karena sifatnya yang infeksius, pembuangan limbah medis itu ada tempatnya khusus, yakni tempat pembuangan sampah bahan berbahaya dan beracun atau biasa disingkat B3. Tentunya agar limbah atau sampah tersebut tidak membahayakan, atau meracuni sekitar.
“Kalau di rumah sakit dan puskesmas itu biasanya sudah tersedia tempat sampah B3. Harusnya kalau sampah tersebut dari sebuah instansi apa gitu, bisa kerja sama dengan puskesmas setempat atau rumah sakit untuk pembuangan limbah medis, karena itu berbahaya,” jelasnya.
Dia berharap, semoga sampah medis yang ada di jembatan itu segera diambil oleh dinas terkait. Sebab jika dibiarkan terlalu lama atau malah diambil tukang rosok nanti justru bisa membahayakan orang tersebut.
“Harapannya limbah medis itu segera dibersihkan dinas terkait. Sebab bahaya itu apalagi kalau sampai diambil pemulung,” tutupnya.
Editor: Suwoko