31 C
Kudus
Jumat, Juni 13, 2025

Agar Punya Nilai Jual Lebih, BPP Gembong Pati Adakan Latihan Buat Dodol dari Jeruk Pamelo

BETANEWS.ID,KUDUS – Puluhan, bahkan ratusan Jeruk Pamelo tampak bergelayut pada pohonnya di halaman Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati. Di dalam balai tampak beberapa orang sedang memperhatikan dua perempuan sedang mengaduk adonan di wajan. Sesekali mereka juga mengabadikan momen tersebut dengan gawai mereka. Kegiatan tersebut merupakan pelatihan membuat dodol dengan bahan dasar kekayaan lokal yakni buah Jeruk Pamelo.

Peserta pelatihan sedang membuat dodol dari Jeruk Pamelo. Foto: Rabu Sipan

Sri Ratnawati (52) selaku Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Gembong menuturkan, setiap dua pekan sekali instansinya tersebut mengadakan pelatihan. Entah itu latihan bercocok tanam, merawat tanaman bahkan mengolah hasil pertanian. Dan khusus hari Jumat (14/2/2020) lalu, dirinya bersama temannya mengadakan pelatihan membuat dodol dari Jeruk Pamelo. Karena di Kecamatan Gembong merupakan penghasil Jeruk Pamelo terbaik di Indonesia.

“Menurut saya sih sayang saja ya. Bila Jeruk Pamelo terbaik di Indonesia itu dijual begitu saja di pasaran. Karena itu, kami berinovasi membuat dodol dari Jeruk Pamelo agar bisa menambah nilai jual. Dan otomatis nanti bisa meningkatkan pendapatan bagi para petani Jeruk Pamelo itu sendiri,” ungkap perempuan yang akrab disapa Ratna kepada betanews.id.

-Advertisement-

Selain menambah nilai jual, lanjutnya, dengan diolah menjadi dodol masa kedaluwarsanya itu bisa lebih lama. Menurutnya, Jeruk Pamelo jika dijual berupa buah hanya akan bertahan sekitar sebulan. Namun saat diolah menjadi dodol bisa bertahan sampai enam bulan. Oleh sebab itu, dia bersama rekannya mengadakan pelatihan pembuatan dodol dari Jeruk Pamelo. Dengan mengundang nara sumber yang pernah memproduksi Dodol Jeruk Pamelo.

Dia mengatakan, Kecamatan Gembong itu terdapat lebih kurang 37 ribu pohon Jeruk Pamelo. Bila dijaga penyiramannya, maka akan berbuah terus menerus tanpa mengenal musim. Jadi sangat disayangkan jika Jeruk Pamelo tersebut tidak dimanfaatkan agar bisa mempunyai nilai jual lebih. Setelah pelatihan, tuturnya, ilmu tersebut akan diajarkan kepada warga Kecamatan Gembong agar sudi membuat dodol dari Jeruk Pamelo.

“Harapan kami selanjutnya itu semoga masyarakat setempat sudi memproduksi Dodol Jeruk Pamelo. Kemudian Dodol Jeruk Pamelo diminati banyak orang dan syukur – syukur bisa go Internasional,” harap ibu dua anak tersebut.

Kholistiono, selaku nara sumber pelatihan pembuatan Dodol Jeruk Pamelo menambahkan, sebenarnya potensi pasar dodol dari Jeruk Pamelo sangat besar. Itu terbukti saat dirinya memproduksi Dodol Jeruk Pamelo permintaan sangat banyak bahkan sampai kewalahan. Dodol Pamelo produksinya yang dijajakan lewat online itu diminati tidak hanya orang Pati saja, melainkan juga warga daerah luar Pati. Bahkan ada seorang teman yang di Negeri Jiran dan Korea juga ikut pesan.

“Untuk nilai jualnya juga tentu lebih mahal saat sudah jadi dodol. Karena saat berupa buah Jeruk Pamelo harga dari petani di kisaran Rp 17 ribu per kilogram. Tapi saat sudah jadi dodol harganya jadi Rp 60 ribu satu kilogram,” ungkap pria yang akrab disapa Cak Kholis ini.

Editor : Kholistiono

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER