SEPUTARKUDUS.COM, MLATI KIDUL – Dua mesin berwarna hijau merek Kubota terlihat dikerumuni puluhan orang. Mereka terlihat serius memerhatikan mesin pembuat pakan ikan yang diperlihatkan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus tersebut. Sesekali mereka memegang hasil pakan ikan yang masih basah. Mereka adalah peserta pelatihan pembuatan pakan ikan yang mengikuti pelatihan peserta
Menurut peserta pelatihan, Haryoto (40), pakan ikan yang dibuat menggunakan mesin tersebut hasilnya sudah bagus. Namun dari aromanya bau amis ikan sedikit berkurang dan teksturnya masih basah. Meski begitu, dirinya sangat terbantu dengan adanya pelatihan tersebut. Karena selama ini peternak ikan menemui kendala pada pakan. Hampir 70 persen total keseluruhan biaya budi daya ikan dikeluarkan hanya untuk membeli pakan.
“Ini angin segar bagi pembudi daya ikan, apalagi pemula seperti saya. Pakan bisa buat sendiri. Biaya perawatan bisa ditekan maksimal,” ungkapnya saat ditemui saat pelatihan berlangsung, Selasa (7/3/2017).
Warga Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan, Kudus, menuturkan, dirinya baru membudidaya ikan sekitar tiga bulan terakhir. Dirinya membudi daya ikan lele. Menurutnya, terdapat 8.000 ekor lele yang sekarang berada di kolam permanennya. Sebanyak 5.000 ekor masih kecil dan 3.000 ekor sudah siap panen. Hartoyo memperkirakan, bulan April 2017 nanti dirinya akan melakukan panen pertama. “Harga ikan lele sekarang Rp 16 ribu per kilogram. Harganya naik turun. Normalnya Rp 20 ribu perkilogram,” tambahnya,
Hartoyo menjelaskan, selama tiga bulan membudidaya ikan lele, dirinya sudah habis pakan tujuh zak, yang masing-masing berisi 20 kilogram. Pakan ikan yang dia beli serharga Rp 285 ribu per zak, ada juga yang Rp 160 ribu. “Khusus untuk pakan biayanya banyak. Kalau bisa buat pakan sendiri tentu sangatlah membantu pemula seperti saya,” tuturnya.
Kepala bidang Perikanan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Fajar Nugroho menuturkan, pelatihan tersebut untuk mendukung program nasional Gerakan Pakan Ikan Mandiri (Gerpari) yang yang dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Menurutnya, melihat harga pakan ikan di pasaran mahal, pihaknya perlu membuat pelatihan produksi pakan ikan, agara para pembudi daya tidak tertekan dengan pakan yang selalu naik.
“Ada 50 orang pembudi daya ikan di Kudus yang di undang untuk diberi pelatihan cara membuat pakan secara mandiri. Saat mereka bisa memproduksi, biaya untuk budi daya tentu bisa ditekan,” tuturnya.
Dia menjelaskan, pakan ikan yang dibuat pabrikan harganya sekitar Rp10.500 per kilogram. Jika pakan dibuat secara mandiri, 50 persen biaya pakan bisa ditekan. Selain membuat pakan, dirinya juga mendorong setiap kolam diberi probiotik. Dijelaskan, probiotik yakni mikroorganisme yang sengaja diberikan melalui pakan yang menguntungkan bagi ikan yang dibudi daya. “Probiotik sifatnya seperti suplemen makanan tambahan,” jelasnya.
Selain memberi pelatihan, pihaknya juga mempraktikkan cara pembuatan bakteri probiotik dan pembuatan pakan. Sebelum kegiatan pembuatan pakan, sehari sebelumnya ada kegiatan pengolahan ikan di tempat yang sama.