Kudus. Selain pentutup dinding, mereka juga melepas kain di langit-langit makam. Tradisi yang dilakukan setahun sekali itu disebut Buka Luwur.
Panitia melepas kain Makam Sunan Kudus dalam Tradisi Buka Luwur 1 Muharram. Foto-foto: Imam Arwindra |
(YM3SK) Deni Nur Hakim, kain mori terdapat di makam Sunan Kudus tersebut akan dibagikan
kepada masyarakat secara gratis. Menurutnya, pihaknya tidak akan
mengkomersilkan kain yang telah menyelimuti makam Sunan Kudus tersebut.
“Kain
morinya tidak akan kami lelang. Nanti akan kami berikan kepada tokoh
masyarakat, tamu undangan, masyarakat dan panitia,” ungkapnya saat
ditemui pada kegiatan Pelepasan Luwur, Minggu (2/10/2016).
kain-kain yang didapatkan ingin dimanfaatkan supaya lebih berguna.
“Pakaian
(kemeja putih) ini dari kain mori makam. Sengaja saya kumpulkan untuk dibuat
menjadi pakaian supaya lebih bermanfaat,” terangnya.
baju lengan panjang yang sedang dikenakan.
“Kan panitia dapat. Paling cuma dua
meter sudah bisa jadi baju,” tegas dia yang mengenakan kemeja lengan panjang
putih, sarung batik coklat dan peci hitam.
langitan. “Untuk bagian luarnya berbentuk seperti klambu,” tambahnya.
Kain tersebut terbilang cukup mahal. Namun dia menuturkan, yang diinginkan
bukan kemewahannya namun karena kualitasnya yang baik dan memiliki pori-pori
yang rapat. Fungsinya supaya kotoran tidak bisa masuk kedalam.
“Semua kain iuran
dari masyarakat. Panitia tidak pernah membuat proposal untuk membeli
kain. Jadi ini murni dari, oleh dan untuk masyarakat,” jelasnya.
Deni Nur Hakim, Humas YM3SK. |
luwur nanti hanya pemasangan dibagian dalam makam Sunan Kudus saja. Bentuknya
seperti ranjam yang berfungsi untuk menutupi makam Sunan Kudus dibagian
dalam.
Dia menerangkan, untuk bagian luar dan lainnya sudah dipasang dulu,
karena jika keseluruhan luwur dipasang pada waktu bersamaan akan membutuhkan
waktu yang cukup lama. “Bisa-bisa malah seharian baru kelar,” tuturnya.